Sabtu, 10 September 2011

TENTANG MALU

Rasa malu adalah pokok segala keutamaan dan sumber segala adab. Rasulullah s.a.w bersabda “Rasa malu itu selalu membawa kebaikan”... Dan pada kesempatan yang lain Beliau bersabda “ Rasa malu itu adalah sebagian dari iman”.Juga beliau bersabda :”Apabila engkau tidak merasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu.”

Seorang penyair berkata :

Jika engkau tak takut akibat di kemudian hari

Dan tidak malu, maka lakukunlah segala hal yang engkau kehendaki

Demi Allah, tiada kebaikan dalam kehidupan di dunia

Bila lenyap rasa malu

Manusia hidup dalam kebaikan selama ia merasa malu

Sebagaimana batang yang terjaga selama ada kulitnya

Rasa malu itu ada tiga macam, yaitu :pertama, malu kepada Allah AWT, kedua, malu kepada manusia dan yang ketiga malu kepada diri sendiri.

Rasa malu yang pertama adalah rasa malu terhadap Allah Ta’alaa Rasa malu ini terwujud dengan mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangna-larangan-Nya. Hal ini sebagaimana tergambar dalam dialog Baginda Rasulullah bersama para sahabat dalam sebuah majlis.

Rasulullal bekata :”Malulah terhadap Allah dengan rasa malu yang sebenarnya. Salah seorang shabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana kami merasa malu kepada Allah dengan sebenarnya ?.Beliau mejawab : barang siapa menjaga kepala dengan apa yang dikandungnya, serta menjaga perut dan dengan apa ia mengisinya dan meninggalkan perhiasan dunia serta mengingat mati dan bencana yang akan menghampirinya, maka ia telah merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.”

Dari dialog antara Rasulullah dengan para sahabat, Nampak bertapa Rasulullah mengajarkan kepada para sahabat tentang hakikat malu Karena, malu merupakan salah satu sifat mulia dan terpuji. Bahkan, ia merupakan pangkal keimanan. Sabdanya, ''Tidak ada iman bagi orang yang tidak punya malu.'' Dalam hadis ini rasa malu kepada Allah dapat diwujudkan dengan beberapa hal :

Pertama, menjaga kepala dan pikiran. Maksudnya adalah menjaga seluruh indra yang dikendalikan oleh kepala. Ia tidak mempergunakan indra-indra itu kecuali dalam hal yang diridhai Allah SWT.

Kedua, menjaga perut dan isinya, artinya ia tidak memakan sesuatu kecuali yang halal karena itulah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 172,

''Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu.''

Ketiga, meninggalkan perhiasan dunia. Artinya, ia tidak teperdaya oleh glamor dunia sehingga ia tidak disibukkan oleh hal-hal itu dari mengingat Allah dan akhirat yang merupakan tempat kembalinya.

Allah SWT berfirman,

''Maka, janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu. Dan janganlah penipu (setan) memperdaya kamu terhadap Allah.'' (QS Luqman [31]: 33).

Keempat, mengingat mati dan kehancuran tubuh setelah mati serta membayangkan kematian selalu ada di depan mata. Rasulullah SAW bersabda, ''Perbanyaklah mengingat si pelumat kenikmatan, yaitu kematian.'' (HR At-Tirmidzi).

Inilah perwujudan rasa malu kepada Allah SWT. Rasa malu seperti ini adalah buah dari kekuatan iman dan keyakinan. Sehingga pada hadis yang lain Rasulullah bersabda: “ Sedikit rasa malu adalah kufur, sedang rasa malu adalah ikatan iman . Jika ikatan dari suatu benda lepas maka bercerai-berai dan berantakanlah segala isinya.”

Rasa malu yang kedua adalah rasa malu terhadap manusia. Hal ini terwujud apabila kita menjaga pandangan dari sesuatu yang tidak halal dari mereka. Seorang bijak ditanya tentang orang fasik, dia menjawab: orang fasik adalah orang yang tidak menjaga pandangannya dari pintu-pintu manusia dan aurat mereka. Rasa malu terhadap manusia juga berarti menampilkam akhlak yang baik terhadap mereka, tidak mengganggunya dengan akhlak yang buruk dan tidak melakukan perbuatan maksiat atau kebiasaan buruk di hadapan mereka, juga tidak berbicara dengan perkataan-perkataan yang tidak pantas di dekatnya, apalagi perkataan yang keji. Termasuk rasa malu terhadap manusia adalah menghargai setiap orang yang memiliki keutamaan dan menghargai orang-orang yang patu dihargai menurut derajat mereka, seperti orang tua, para guru dan orang-orang yang telah bearbuat baik kepada kita.

Rasa malu seperti ini Insya Allah akan mejadikan kita memiliki harga diri, kebenaran, keberanian,kemurahan hati, kebijakan dan kejujuran. Dan sekaligus mencegah kita dari perbuatan-perbuatan rendah seperti kikir, bohong , khianat dan berbagai macam sifat buruk yang lainnya.

Rasa malu yang ketiga adalah rasa malu terhadap diri sendiri. Ini berarti bahwa sebagaimana kita malu untuk melakukan perbuatan buruk dihadapan orang lain maka hendaknya kita lebih malu untuk melakukannya tatkala kita sendirian. Seorang bijak berkata :’ Barangsia yang tidak merasa malu melalukan perbuatan buruk ketika sendirian sedangkan ia malu apabila melakukannya secara terang-terangan, maka sesungguhnya ia tidak menghargai dirinya sendiri. Maka hendakya kita lebih merasa malu terhadap diri sendiri daripada orang lain.

Seorang penyair berkata :

Perbuatanku yang tersembunyi seperti terang-terangan, dan inilah watakku.

Gelapnya malamku seperti terangnya siangku.

Jika kita telah mampu untuk merasa malu pada diri sendiri, maka Insya Allah itu menunjukkan bahwa isi hati kita baik dan sekaligus merupakan pengetahuan akan derajat diri kita. Mudah-mudahan ketiga rasa malu ini terkumpul di dalam diri kita sehingga lengkaplah di dalam diri kita hal-hal yang menimbulkan kebaikan dan lenyaplah hal-hal yang menimblkan keburukan. Disamping itu mudah-mudahan kita memperoleh ridlo dan cinta Allah SWT.

Lebaran Topat

Sejak pagi suasana ramai sudah terasa dengan berbagai kegiatan baik dirumah-rumah mapun di surau maupun dimasjid-masjid. Ada yang melakukan zikiran dimasjid sambil serakalan disertai dengan acara ngurisang.

Sehari sebelumnya masyarakat sudah mempersiapakan ketupat maupun lontong dan berbagai makanan lain untuk menyambut lebaran topat. Disamping itu juga besok kebanyakan pasar-pasar sangat sepi, banyak pedagang tidak ke pasar untuk merayakan lebaran topat ini.

Lebaran topat dilaksanakan satu minggu setelah lebaran idul fitri, biasanya masyarakat melakukan puasa sunat sehari setelah idul fitri sampai dengan datu hari sebelum lebaran topat

Lebaran topat yang menjadi tradisi masyarakat lombok sudah ada sejak lama, biasanya masyarakat menazarkan tujuan yang akan didatangi, seperti makam-makan yang ada disekitar mataram dan lombok barat, makam loang balok, bintaro, batu layar merupakan tempat-tempat yang paling banyak dikunjungi peziarah. Kegiatan ini biasa sisebut ziarah makam. Masyarakat berziarah sambil rekreasi, lokasi ziarah makam terletak dekat dengan pantai sehingga masyarakat langsung bisa rekreasi bersama keluarga di pantai sampai membawa perbekalan yang ada.

Lokasi-lokasi sepanjang pantai dari selatan kuranji, sampai disebelah diutara sengggigi dipenuhi oleh masyarakat, hampir seluruh jalan kearah lokasi tersebut terlihat macet, jalan menuju makam loang balok di lingkar selatan yang masih dalam pembangunan jembatan diarahkan dari utara.

Berbagai kegiatan juga dilaksanakan ditempat-tempat keramaian, makam Loang Balok misalnya, pemkot mengadakan lomba masakan khas sasak, sementara disenggigi juga dilaksanakan berbagai kegiatan yang diadakan oleh pemda lobar.

Sementara disentra-sentra bisnis baik yang ada di ampenan, mataram, dan cakra terlihat lengang, toko-toko banyak tutup karena pegawainya minta libur pada hari lebaran topat. Hanya beberapa toko yang buka yang kebetulan pegawainya tidak merayakan lebaran topat. Begitu juga dengan ruas-ruas jalan utama di sepanjang kota mataram terlihat lengang.

Ayo Bersepeda

Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, serta merupakan salah satu moda transportasi darat yang menggunakan sepeda(wikipedia).

Maraknya masyarakat menggunakan sepeda dapat dilihat dari ruas-ruas jalan yang ada di kota bersepeda di kota mataram, baik dari anak-anak sampai orang tua, demikian juga dengan berbagai jenis sepeda yang digunakan, sepeda mini, bmx, mtb, fixie, onthel dan lain-lain.

Demam bersepeda dikalangan remaja sangat terasa saat bebas berkendaraan di jalan udayana mataram, banyak dari mereka membentuk komunitas, baik yang memiliki sepeda sejenis maupun yang sekampung. Bentuk dan corak sepeda yang beraneka ragam menambah semarak suasana jalan.

Mereka tak segan-segan merogok uang untuk mempercantik tampilan sepeda mereka, dari sekedar belasan ribu sampai dengan jutaan, dari sparepart yang kecil sampai mengganti atau memodifikasi sepeda, onderdil yang paling banyak diganti seperti gear, rantai, setang, velg, ban, sampai mengecat ulang sepeda mereka. Bisa menggunakan yang original mapun yang murah meriah alias imitasi.

Seperti yang dikatakan shobi “kalau sepeda kita sama dengan yang lain, ndak seru”

Sayang, sarana atau jalan yang digunakan bersepeda tidak tersedia khusus, sering kali mereka mendemostrasikan keahlian mereka (standing) atau yang lainnya menggunakan ruas jalan raya yang masih banyak kendaraan bermotor.

Demam bersepeda ini hendaknya dapat di lihat sebagai peluang oleh pihak pemda untuk mengurangi asap-asap dari knalpot kendaraan dengan membuat semacam perda untuk meminta anak sekolah menggunakan sepeda untuk pergi kesekolah, toh juga jarak antara rumah dengan sekolah mereka tidak terlalu jauh.

Gimana bapak-bapak ?

Jumat, 02 September 2011

TENTANG IMAN

” Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan menganugrahkan pemahaman yang dalam tentang agama.”

Hadits ini mengisyaratkan bahwa kualitas kebaikan seseorang tergantung dari kualitas pemahaman mereka terhadap agama. Derajat keberagamaannya tergantung pada kedalaman pemahaman mereka terhadap ajaran agama. Semakin paham ia tentang agama, semakin besar kebaikan yang dilimpahkan oleh Allah kepadanya dan semakin baik pula tingkat keberagamaannya. Dengan memahami agama secara utuh maka seseorang akan melaksanakan setiap ibadah dengan penuh keyakinan dan tidak diliputi oleh keraguan. Dengan pemahaman yang utuh seseorang akan bisa melaksanakan ibadah sebagaimana mestinya. Mereka shalat dengan benar, berpuasa dengan benar. Demikian juga bemuamalah dengan benar. Namun sebaliknya , ketika pemahaman agama seseorng tidak sempurna, maka besar kemungkinan ia akan menjalankan agamanya juga tidak sempurna. Kita sering melihat ada orang yang menonjol dalam melaksanakan ibadah mahdhah, akan tetapi hubungan muamalah dengan masyrakatnya kurang. Ada orang rajin mendirikan shalat, namun kadang masih suka menyakiti orang lain. Ada orang yang sholeh secara ritual , namun tidak mempunyai keshalehan sosial. Hal ini disebabkan karena pemahaman agama yang kurang sempurna.

Agama sesungguhnya tidak hanya terdiri dari sistim peribadatan saja, atau keimanan saja, namun agama merupakan sebuah aturan yang sempurna yang mengantur sistim keimanan, sistim peribadatan dan juga mengatur pola hubungan dengan sesama manusia maupun dengan alam. Di dalam agama Islam ada tiga pilar yang tidak bisa dipisahkan, yaitu; iman , islam dan ihsan. Dimana iman berfungsi sebagai muharrik atau penggerak. Islam berfungsi sebagai muayyid atau bukti dan ihsan sebagai mukammil atau penyempurna.

Iman sebagai penggerak bermakna, bahwa setiap gerakan dan aktifitas kita agar digerakkan oleh keimanan kita kepada Allah bukan oleh hal-hal yang lain. Ini sebagaimana dilaksanakan oleh para sahabat-sahabat Nabi yang utama. Dimana kehidupan mereka semua bernilai ibadah. Aktifitas mereka dari yang terkecil sampai yang besar mempunyai nilai ibadah. Ini disebabkan karena semua yang mereka kerjakan berangkat dan digerakkan oleh keimanan mereka yang kuat terhadap Allah swt. Mereka mampu menjadikan iman sebagai penggerak segala aktifitas mereka. Ketika mereka berniaga, mereka tidak semata mata mencari keuntungan duniawi. Apatah lagi ketika mereka beribadah. Mereka mengikhlaskan semua aktifitas mereka hanya untuk Allah. Berbeda dengan kondisi kita saat ini, betapa banyak hal yang kita lakukan tidak berangkat dari keimanan kita. Kita tidak menjadikan iman sebagai penggerak kita. Bahkan ibadah kitapun boleh jadi tidak berangkat dari keimanan kita kepada Allah swt. Apalagi aktifitas-aktifitas yang bersifat duniawi. Hal ini seperti yang disinyalir oleh baginda Rasulullah saw, dimana beliau bersabda :

”Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak memperoleh apapun dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.”

Pada hadits ini dapat kita pahami dengan jelas betapa apapun yang kita lakukan yang tidak digerakkan oleh keimanan kita hanya akan menjadi sia sia belaka.

Diantara kita ada yang menjadikan uang sebagai penggerak. Sehingga jika tidak ada uang mereka tidak bergerak. Akibatnya banyak terjadi pengangguran, karena orang enggan melakukan sebuah perbuatan jika tidak ada uangnya. Mereka lebih memilih untuk berpangku tangan sambil berharap akan datangnya bantuan, dari pada bergerak dan bekerja. Mereka lupa bahwa Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya menderita. Mereka lupa bahwa Allah pasti memenuhi janji-Nya. Allah swt berfirman dalam surat Al Zilzalah :

“ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Dalam perniagaan, banyak pedagang hanya digerakkan oleh banyang-bayang akan keutungan materi yang sangat bersifat duniawi dan mengabaikan keuntungan ukhrowi. Apapun akan dilakukan demi memperoleh keuntungan. Seperti yang kita saksikan bersama, ketika terjadi kelangkaan BBM, beberapa pedagang melakukan penimbunan minyak, untuk kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga yang tinggi. Tidak dipungkiri bahwa mereka memang mendapat keuntungan tinggi ,namun saat bersamaan mereka sesungguhnya tidak mendapatkan apapun kecuali hinaan dan celaan, sementara keuntungannya tidak mendatangkan berkah apapun. Tidak membuat mereka tambah tenang dan tidak juga membuat mereka tambah bahagia. Ini berbeda dengan pedagang yang digerakakan oleh iman. Mereka meskipun mencari keuntungan, namun lebih mengharapkan ridlo Allah. Sehingga dalam berniaga mereka sangat memperhatikan prosedur standar yang sesuai dengan tuntunan Allah. Dan ketika memperoleh keuntungan, mereka akan mengelola dan menginfakkan harta mereka di jalan Allah.

Dalam dunia politik, kita menyaksikan kerumunan orang yang terlibat dalam dunia politik lebih banyak digerakkan oleh nafsu ingin berkuasa dan untuk memperoleh kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. Dukungan terhadap seorang calon pemimpin, lebih digerakkan oleh bayangan keuntungan yang akan diperoleh dari sang calon pemimpin, apakah berupa uang , jabatan atau hal lainnya. Pada akhirnya kitapun nanti akan memperoleh pemimpin yang hanya memandang kita karena uang. Pepatah Arab mengatakan :

Sebagaimana diri kalian , seperti itulah pemimpin kalian.”

Jika kita mendukung seseorang bukan karena iman, maka iapun akan memperlakukan kita tanpa iman. Sebalikya ketika memilih atau mendukung pemimpin dengan ikhlas, mudah-mudahan Allah berkenan meberikan kita pemimpin yang Ikhlas .

Demikian juga dengan berbagai macam aktifitas di berbagai medan kehidupan. Jika aktifitas-aktifitas tersebut tidak digerakakan oleh iman, maka itu semua hanya akan menjadi amal yang sia sia . Iman menjadi penentu apakah perbuatan itu bernilai ibadah atau tidak. Sebuah perbuatan meskipun nampaknya seperti perbuatan untuk urusan akhirat, jika tidak digerakkan oleh iman, maka perbuatan itu tidak bernilai ibadah, sebaliknya jika sebuah perbuatan , meskipun nampaknya untuk urusan dunia jika digerakkan oleh iman maka akan bernilai ibadah.

Mudah-mudahan Allah berkenan menganugrahkan kepada kita pemahaman yang dalam tentang agama, menganugrahkan keimanan yang sempurna dan keyakinan yang benar. Keimanan yang mampu membuat kita bergerak maksimal untuk mengapai ridlo-Nya. Iman yang mendorong kita untuk giat beramal sholeh, mengerjakan hal-hal yang diridloi oleh Allah. Sehingga kitapun memperoleh apa yang dijanjikan oleh Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam Surat al Kahfi ayat 107 :

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,”

Kurang Sepekan Terkumpul Enam Juta

Badan Amil Zakat Infak dan Sadakah (Bazis) di sebuah masjid lingkungan tempat tinggal warga berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp 6.702.000. Bazis di Masjid Pusaka Alhamidy, Pagutan, Kota Mataram itu, menyalurkan dana tersebut kepada 600 fakir miskin sekitar masjid. Uang dan juga beras sebanyak 800 kilogram itu dikumpulkan dari sekitar 200 warga Presak Timur dan sejumlah warga lain.
Meskipun Bazis tersebut dibentuk temporer setiap menjelang Idul Fitri, namun Bazis mengorganize zakat, infak, dan sadakah, secara profesional. Selasa malam (30/8) lalu, mereka sudah melaporkan pekerjaan dengan administrasi yang baik.
Untuk itu, Bazis yang saat ini bekerja akan dibentuk menjadi lembaga formil yang bekerja tidak saja menjelang lebaran.
"Kita sedang melakukan rapat-rapat agar Bazis ini bisa menjadi lembaga reguler tidak lagi temporer," jelas Ahmad Hasbi Ketua Panitia Amil Zakat yang sudah menyelesaikan tugasnya itu.
Di masa datang Bazis ini akan menjadi Lembaga Amil Zakat profesional. Di mana pekerjaan mereka tidak hanya pada saat menjelang Idul Fitri saja. Seperti merencanakan pengumpulan dana untuk kepentingan umat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers