Selasa, 29 Mei 2012

Syukur


Syukur dan rasa terima kasih kita kepada Tuhan yang telah menganugerahi kita kehidupan ini membantu kita menikmati dan menerima kesuksesan hidup yang selama ini kita cari. 
Dengan rasa syukur yang kita rasakan akan kehidupan kita, kesuksesan itu pada esensinya sudah tidak perlu lagi kita cari, ia sudah ada di sini, di hidup Anda saat ini pula.
Tetapi bagaimanakah langkah konkret menerapkan kunci sukses dahsyat bersyukur itu, karena kita sering pula mendengar orang yang mengatakan, "Aku selalu bersyukur, kok, tapi nyatanya hidupku hanya begini-begini saja"?
Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berjanji kepadamu: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni'mat-KU kepadamu...
~ Qur'an: Surat Ibrahim: 7 ~
Wah, saya harus bilang terus terang, kalau Anda mengatakan kalimat seperti di atas, terutama bagian yang bilang bahwa "hidupku kok ya masih hanya begini-begini saja", maka, itu berarti Anda belum bersyukur 
Karena bersyukur bukanlah sekedar kata-kata.
Bersyukur adalah sebuah rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam atas sebuah pemberian dari yang Maha Kuasa, entah bagaimanapun bentuk dan rupa pemberian tersebut.

Kalimat model seperti di atas, meski ada kata "syukur"-nya, tetapi jelas terasa tidak mengungkapkan rasa terima kasihnya, karena disebutkan "hidupku ya begini-begini saja".
Walau kalimat tersebut sepertinya mengucapkan syukur, tetapi secara esensi, kalimat tadi merendahkan apa yang sudah diberikan Tuhan, maka sebagai akibatnya, siapapun yang mengatakannya jelas tidak bisa merasakan nikmat yang lebih besar lagi.
Tiadanya rasa terima kasih, syukur dan penghargaan membuat siapapun tidak mampu mengenali dan merasakan nikmat, maka ya tidak terasa.


Selasa, 22 Mei 2012

Seorang Anak Tewas Masuk Kolam


Rabu, 22 Mei 2012 sekitar jam setengah sepuluh masyarakat lingkungan Presak Timur Pagutan Kecamatan Mataram digemparkan oleh anak tewas masuk kolam. Malang benar nasib amam bocah berusia dua tahun setengah tewas tenggelam dalam kolam kangkung tidak jauh dari rumahnya. Abdurrahman Al Gifari atau biasa dipanggil Iman sudah dua hari ini merengek minta diantar bermain di rumah bibinya, seperti diutarakan Sur bibi korban. Sementara itu orang tua korban belum dapat dikonfirmasi karena masih syok.   
Lebih lanjut diceritakan, korban sebenarnya main dengan bocah seumurannya, entah kenapa mereka bermain ke kolam kangkung, padahal lokasi kolam tersebut harus melintasi pagar dan pematang.
Khalid paman korban menambahkan kolam itu sebenarnya tidak dalam hanya sekitar lima sampai tujuh puluh lima cm. Sebenarnya kedua bocah tersebut kecebur dalam kolam, faiz salah satunya dapat naik dan melaporkan kejadian tersebut pada bibi dan ayah korban. Segera setelah itu korban dicari, ternyata korban sudah mengambang di kolam kangkung, kami sudah melakukan upaya penyelamatan seperti membalikkan tubuh korban, namun tubuh korban tidak bergerak sedikitpun. Lantas segera korban dilarikan ke RSU Mataram, setelah dilakukan pemeriksaan, dinyatakan korban sudah meninggal dunia.

   

Senin, 21 Mei 2012

PENYAKIT KEKOSONGAN


Dewasa ini semakin banyak kekosongan yang dibiarkan atau disengaja terjadi atau melakukan hal-hal yang sia-sia, kosong. Ada yang berusaha memperbaiki kerusakan, ada pula yang buru-buru mengisi kekosongan dengan kekosongan baru, ibarat membersihkan kotoran dengan sapu kotor. “Semakin rumit teka teki dijawab”, kata orang bijak.

Rusak, dan kerusakan akibat penyakit bernama "Kekosongan" diantaranya :
          Kekosongan perasaan kemanusiaan, mengakibatkan timbulnya banyak tindak kejahatan.
   Kekosongan kegiatan positif/menarik, diganti dengan kegiatan yang merusak, maksiat, dan tidak bermanfaat.
    Kekosongan jiwa kemasyarakatan, menjadi kurangnya kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, rusaknya pergaulan dan ekosistem lingkungan.
          Kekosongan harapan, cita-cita yang bermotif membangun, mudah dimasuki anasir-anasir distruktif.
          Kekosongan ajaran agama, akhirnya membuat agama – agama baru yang tidak ada landasan syariat tapi berlandaskan nafsu dan kepentingan pribadi dan golongan.

Apalagi bila miliu dan nasib membantu kekosongan waktu, pengangguran kerja, maka yang paling duluan dipengaruhi, menjadi objek dan korbannya adalah anak-anak muda. Musuh-musuh kemanusiaan sibuk "merusak, tetapi mengaku membangun". (Merusak orang membangun diri, menyusahkan orang mengenakkan diri, menyalahkan orang membenarkan diri, menyengsarakan orang menyelamatkan diri).

Orang rusak dan perusak dunia tetap akan bergerak, beraksi dengan motif, semboyan “Bagaimana caranya agar aku, keluargaku, golonganku, aku – aku yang lainnya enak meskipun pihak lain sengsara”, karena kekosongan.

Bagaimana bila menyikapinya dengan KEPUTUS ASAAN, alih profesi (hijroh) atau menonaktifkan potensinya? Putus asa/hijrah profesi positif adalah hak setiap orang, sedangkan putus asa lari dari tanggung jawab apalagi membunuh masadepan dengan kekosongan atau bunuh diri adalah kekerdilan dan sikap protes terhadap TAQDIR. mengingkari kekuasaan, kekuatan Allah SWT, Sang Pencipta, tidak menghasilkan apa-apa dan tidak menguntungkan siapa-siapa. ALLAH mengkatogorikan mereka kedalam golongan orang KAFIR.

Bila ada trik-trik dalam sebuah usaha membentuk organisasi dan apa saja, janganlah dijadikan arena/kesempatan saling salah menyalahkan situasi akibat kekosongan “massal”, tetapi pelajarilah prestasi, motivasi, tujuan, dan sumberdaya manusianya.

Sebab-sebab munculnya organisasi pergerakan dan sebagainya itu relatif dan beragam, diantaranya:
  • Kekosongan beberapa unsur dalam masyarakat dan menimbulkan kepincangan-kepincangan.
  • Kebodohan akan hak-hak yang terambil oleh pihak lain.
  • Kepicikan dan kelemahan da'i dalam berda’wah.
  • Ketergesa-gesaan, keterburu-buruan dalam menentukan langkah.
  • Memburu keduniaan yang semu.
Semaraknya simbul atau syi’ar Islam tanpa tegaknya syari’at hanya kekosongan dan kekeroposan (أجوف, جوفاء), tapi perlu disadari juga tegaknya syari’at tanpa syi’ar akan terasa kering (جافّ ). Kekosongan dalam kehidupan Islami harus diisi! Kalau tidak syetan-syetan jua yang mengisi, dan manusia menjadi budak-budaknya. Na’udzubillaah!

Anak-anak kita sekarang terbagi menjadi dua, pertama; disibukkan oleh sesuatu yang seharusnya tidak menyibukkan, tertarik asyik dengan kegiatan yang tidak perlu diasyikkan. kedua; tidak cerdas, tidak cakap dan akhirnya tidak benar dalam mengisi kekosongan.

Pandai-pandailah menghemat waktu, tenaga/ kesehatan, uang, untuk hal-hal yang berguna. Jangan memanjakan kekosongan.

Kamis, 17 Mei 2012

Bimtek ditutup di SMKN 8 Mataram


Mataram, Rabu 16 Mei 2012 bertempat di SMKN 8 Mataram atau dikenal sebagai SMK perawat yang terletak di Kelurahan Rembiga Kecamatan Sandubaya Bimtek Sekolah berjalan lancar. Rangkaian bimtek yang mulai dilaksanakan bulan April di bagian timur provinsi Nusa Tenggara Barat berakhir di Kota Mataram.
Dalam sambutannya, Wakil Kepala Sekolah SMKN 8 Mataram menyampaikan bahwa SMKN 8 menjadi pilot project internet sehat sekolah untuk provinsi NTB. Sekolah yang memiliki 588 siswa ini mempunyai akses internet / hotspot yang dibuka mulai pukul 7 pagi sampai jam 5 sore, siswa dapat mengakses internet untuk berbagai keperluan.
Bimtek yang bertema internet sehat dan aman di sekolah ini banyak diwarnai dengan canda. Seperti saat Fairuz dalam sambutan menyampaikan : “siswa dalam berinternet belum pantas melihat hal-hal yang tidak pantas (pornografi), untuk sementara bisa melihat milik sendiri dulu”. Siswa yang karena keperluan pelajaran mengakses bagian dalam tubuh seperti alat reproduksi dan lainnya.
Pada kesempatan itu diserahkan modem kepada kampung media Mellbao, Abiantubuh, dan SMKN 8 Mataram. Diharapkan modem yang diberikan dapat membatu kampung media mengupload berita dan SMKN 8 untuk keperluan pembelajaran. Sementara Internet sehat dan aman di sampaikan oleh Telkomsel disertai dengan pemberian berbagai hadiah.

Sabtu, 12 Mei 2012

Tentang Sukhoi


Selama ini, Sukhoi dikenal sebagai produsen pesawat tempur. Namun, produsen asal Rusia itu juga memproduksi pesawat untuk penerbangan sipil.

Dan, pesawat sipil pertama yang dibuat Sukhoi itu adalah Superjet-100. Burung besi ini merupakan pesawat ukuran sedang. Pengembangannya dimulai sejak tahun 2000.
Mulanya, pesawat jenis ini diberi nama Russian Regional Jet (RRJ). Namun, pada pertengahan tahun 2006, nama itu diganti dengan Superjet-100. Alasannya, nama Superjet lebih bisa diterima pasar alias marketable.
Dikutip dari Ria Novosti, Jumat 10 Mei 2012, Sukhoi menggandeng berbagai pihak untuk pengembangan Superjet-100 ini, termasuk Boeing yang selama ini dikenal sebagai produsen pesawat penumpang ternama.
Perusahaan lain yang digaet adalah Finnmeccanica dari Italia sebagai investor utama, Snecma Prancis untuk mesin, Thales untuk avionik, dan Liebherr dari Jerman untuk sistem pendukung.

Pengembangan pesawat ini sempat mengalami keterlambatan dari jadwal semula karena penundaan sertivikasi sistem mesin. Diproduksi mulai 2007, SSJ-100 melakukan penerbaangan perdananya pada 2008.
Pesawat ini mendapat sertivikasi terbang dari Rusia pada 2011. Sementara, sertifikat dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa dikantongi pada Februari 2012 yang lalu.

Pesawat bermesin ganda ini bisa mengangkut hingga 100 penumpang. Kecepatan jelajahnya mencapai 828 kilometer per jam. Jangkauannya antara 3.000 hingga 4.500 kilometer, tergantung kapasitas tempat duduk.
Pengembangan Superjet-100 ini ditujukan untuk menggantikan Tu-134 dan Yak-42 dan bersaing dengan E-Jets Embraer Brazil dan Bombardier CRJ Kanada. Superjet-100 menawarkan alternatif yang lebih murah dari kedua pesawat yang berharga US$35 juta per unit.

Penjualan pesawat ini terbilang lambat, tapi pasti. Aerofolt Rusia telah mengoperasikan tujuh pesawat, sedangkan Armavia dari Armenia telah membeli satu pesawat. Kedua operator penerbangan itu tak menerbangkan pesawat-pesawat mereka setelah terjadi kecelakaan tragis di Indonesia.
Hingga saat ini, Sukhoi telah memperoleh order untuk membuat 168 Superjet-100, termasuk dari Transaero Rusia. Namun, setelah mengalami kecelakaan di Indonesia, belum jelas apakah ada pembatalan pemesanan pesawat-pesawat itu.

Jumat, 11 Mei 2012

Bukan Dua Bukan Lima, Tapi 360


Para wartawan yang bekerja di surat kabar atau yang menulis untuk berita teve, acap diminta redaktur agar melihat peristiwa tak cuma dari satu sudut pandang. Para redaktur itu sering sekali memarahi wartawannya —mungkin karena hobi mereka marah-marah— terutama mengomeli wartawan yang dhuafa sudut pandang. Tapi redaktur tak semata-mata jadi redaktur killer. Sili-sala tentu saja ada tujuannya. Sebab semua peristiwa, semua benda, punya 360 sudut pandang. Nah, wartawan yang fakir angle pantas dapat omelan.

Di sebuah pelatihan untuk redaktur, TD Asmadi, redaktur senior yang jadi pengurus Dewan Pers membawa botol air mineral di muka kelas. Saya hadir di kelas itu jadi peserta pelatihan. Pak TD meminta saya yang duduk di sisi paling kiri barisan kursi depan untuk mengatakan apa saja mengenai botol air minum itu dari sudut pandang saya. Peserta berikutnya yang duduk di sisi lain, juga diminta mengungkap hal yang sama. Tentu saja cara pandang akan berbeda-beda karena melihat dari sudut berlainan.
“Benda, begitupun peristiwa punya banyak sekali sudut pandang. Melihatlah dari angle yang berbeda-beda. Sebab semakin banyak cara orang melihat benda, juga peristiwa, akan memperkaya pemahaman mereka mengenai benda atau peristiwa yang mereka lihat,” ujar TD Asmadi.
Di pelatihan jurnalistik lainnya, saya jadi pembicara. Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk Mahasiswa Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan Universitas Mataram. Di tempat itu saya mengupas soal lead berita. Kesulitan orang menulis, baik menulis berita ataupun tulisan lainnya, adalah bagaimana memulai menulis. Jawaban atas kesulitan itu adalah sudut pandang. Lead begitu penting dalam menulis berita, dan angle  atau sudut pantang atas peristiwa, lebih penting lagi. Sebab kata kunci dari lead berita yang baik adalah sudut pandang yang tepat.
Mari kita lihat sebuah peristiwa di jalan umum yang pernh terjadi di suatu waktu yang lalu. Di Jln Adi Sucipto Mataram yang ramai sekali lalu-lintas, seorang pengendara sepeda motor berusaha direnggut tas miliknya oleh penjambret. Peristiwa itu terjadi siang hari saat bubaran kantor dan jam pulang anak-anak sekolah.
Penjambret sudah mengintai calon korbannya sejak belum tiba di Jln Adi Sucipto. Di tengah keramaian itu, penjambret nekad menarik tali tas yang disampir di bahu pengendara bernama Husin. Husin yang terkejut, mempertahankan tas miliknya yang membuat baku-rebut tas dari atas motor masing-masing. Dalam keadaan motor melaju kencang, penjambret tak menyadari dari arah depan datang sepeda motor lainnya.
Tabrakan tak bisa dihindari. Penjambret terjengkang di aspal jalan. Begitupun pengendara yang datang dari arah berlawanan. Sedangkan Husin, berhasil menguasai sepeda motornya meskipun sedikit oleng.
Husin yang menyadari kejadian itu, langsung menghampiri penjambret yang tergeletak di jalan. Dia meraih kerah baju penjambret naas dan mengangkat tubuhnya sekuat tenaga. Bukan menolong, Husin malah melayangkan tinju ke wajah penjambret.
Kita yang mengetahui kisah itu pasti akan dengan penuh semangat menceritakan kembali peristiwa tersebut saat berkumpul dengan kerabat. Tetapi cara memulai kisah tidak selalu sama. Saya mungkin akan memilih memulai cerita dengan sudut pandang mengenai penjambret naas. “Sudah gagal merampas tas, berguling di aspal jalan, eh kena bogem mentah lagi…” Benar-benar jambret sial.
Tapi orang lain bisa jadi punya sudut pandang berbeda. Barangkali lebih tertarik dengan nyali penjambret yang nekad beraksi saat lalu-lintas sedang ramai. Atau mungkin memilih memulai cerita dengan mengisahkan Husin yang beruntung tas miliknya luput dari aksi kejahatan.
Begitulah sebuah benda atau peristiwa, selalu punya lebih dari satu sudut pandang. Memiliki cara pandang yang luas terhadap suatu hal, akan memperkaya khazanah kita. Memberi ruang untuk melihat dari sudut yang tepat.
Saya teringat ungkapan seorang kawan yang tak henti mengulang ucapan seorang motivator andal. “Melihatlah dengan cara yang positif. Akan lebih bermanfaat melihat gelas yang separuh penuh daripada memandang gelas yang separuh kosong…”
Berpikir positif akan membantu kita menjalani banyak hal dengan cara positif, lanjut kawan tadi. Jangan lupa bahwa pikiran negatif akan mengarahkan orang menuju keputusan dan tindakan negatif. Begitu pesannya setiap pekan lewat tulisan yang dikirim dengan BlackBerry Mesenger (BBM).
Di banyak forum BBM, saya juga kerap mendapat pesan-pesan bijak. Beberapa di antaranya tertulis seperti ini:
“Di kehidupannya, burung memakan semut. Namun saat mati, burung dimakan semut. Jadi, waktu berputar terus menjadi siklus. Orang tidak selalu hidup dalam kesedihan jika berani berpikir positif.”
“Sebatang pohon dapat dijadikan bahan memproduksi ribuan, bahkan jutaan batang korek api. Tetapi sebatang korek api bisa saja membakar jutaan pohon. Nah, satu pikiran negatif dapat membunuh jutaan pikiran positif.”
“Sebuah kapal diciptakan untuk berada di tengah samudera. Bukan hanya berdiam di dermaga. Manusia dilahirkan untuk mengarungi kehidupan, bukan menunggu kehidupan berakhir.”
Cukup banyak kata-kata bijak yang berhamburan ke layar ponsel BB Gemini 8502 saya. Tapi tentu saja tidak semua mampu saya jalani. Yang selalu ingin saya coba terapkan adalah kata-kata yang diucapkan Johan Elliot di bukunya Super Performance. Saya belum pernah membaca buku itu, kalau sekarang kata-katanya saya tulis ulang itu karena saya mengutip dari buku lain.
Begini ucapan Johan Elliot: Anda tidak akan pernah unggul kalau masih berpikir dan bertindak normal. Untuk menjadi orang sukses atau menjadi kelompok jenius, yang pertama diperlukan adalah kemauan yang kuat untuk berubah dan siap membayar harganya. Orang jenius tidak akan pernah berhenti memperjuangkan impian besarnya. Karena baginya, sesuatu yang berhenti adalah yang mati, yang abadi hanya perubahan untuk mencapai sukses.
Ya,  mirip-mirip ungkapan para aktivis sosialis yang sering kita dengar manakala melintas di kerumunan demonstran. Meskipun terdengar lebih membabi-buta: “Diam tertindas atau bangkit melawan. Karena mundur adalah pengkhianatan…!”
Tetapi begitulah kemauan kuat untuk mengubah pola pikir. Menurut saya, sedikit punya keberanian untuk berpikir dan bertindak abnormal. (Kalau Mr Elliot ‘kan bilang berhenti berpikir dan bertindak normal. Kalau saya, “sedikit berani…”).
Namun sudah pasti untuk berhenti berpikir dan bertindak normal ada kiat-kiatnya. Di banyak buku mengenai mengubah pola pikir ada banyak sekali konsep yang ditawarkan. Salah satunya memprogram ulang pola pikir. Tapi saya bukan ahlinya untuk mendiskusikan hal itu. Hanya saja, barangkali sedikit rumus yang juga saya dapat dari buku (dan sedikit pengalaman menjadi jurnalis) bisa membantu.

Bertugas menjadi wartawan memberitahu saya untuk menganggap penting data. Data membantu kita untuk menyusun rencana. Rencana amat penting untuk memulai sesuatu, termasuk memprogram ulang pola pikir yang sering dianjurkan oleh para ahli itu. Dan data bisa didapat dengan banyak cara. Tapi satu hal yang menurut saya paling penting untuk memperoleh data adalah dengan mencatat.
Nah, inilah sekelumit trik mencatat yang kelak akan memotivasi kita untuk mulai melakukan perubahan. Para ahli menamakannya sebagai tenik catatan TS alias Tulis Susun.
Sebelum membuat catatan tentu saja kita semestinya melampaui terlebih dahulu usaha keras untuk mendengarkan secara aktif. Kemudian mengamati secara cermat, ikut berpartisipasi terhadap topik yang akan kita jadikan bahan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Teknik catatan TS terutama merekonstruksi pesan-pesan yang disampaikan secara audio maupun visual menjadi catatan secara visual. Maksud saya, sewaktu mata menangkap gerak tubuh dan telinga mendengar bunyi, kita akan mencatatnya dengan teknik catatan TS ini secara visual.
Buatlah lembar catatan Anda menjadi dua bagian. Bagian sisi kiri kira-kira seluas tiga per empat kertas, dan sisi kanan sisanya. Kurang lebih satu per tiga kertas.
Di bidang sepertiga itulah kita merekonstruksi semua hal yang penting dan dicatat secara visual. Anda mungkin menangkap sulas senyum saat hendak mencatat sesuatu. Buatlah ikonik senyuman yang Anda bisa kreasikan sendiri. Anda juga bisa menulis pikiran-pikiran atas respons Anda terhadap satu topik yang Anda catatkan di bagian sisi kanan ini.
Pendek kata, Anda dapat menggunakan sisi kanan lembar catatan untuk menuangkan semua respons Anda terhadap topik yang sedang diikuti. Itu bisa berupa pikiran Anda, dapat berupa reaksi kemarahan atau rasa senang, bisa pula sebuah gambar yang mewakili pendapat Anda.
Sedangkan sisi kiri kertas, bisa Anda gunakan untuk mencatat poin-poin penting. Intisari dari topik yang sedang Anda ikuti.[]

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers