Rabu, 06 Oktober 2010

Berhaji Jika Mampu....


Musim haji telah tiba. Hari hari ini, warga kampong Presak Timur dan Pagutan umumnya mulai sibuk dengan kegiatan ziarahan. Tradisi ziarah ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur para calon jemaah haji dapat menunaikan ibadah Haji ke Mekkah. Begitupula dengan masyarakat. Tradisi mengunjungi calon haji yang akan berangkat ke tanah suci dimaksudkan sebagai ungkapan ikut berbahagia dan mendoakan calon haji agar selamat dalam perjalanan dan menjadi haji yang mabrur.
Tak heran, tradisi ziarah ini mirip dengan tradisi mendoakan orang yang baru saja meninggal dunia. Zikir dan doa bagi calon haji dilakukan menurut bilangan hari kepergian sang calon haji. Dalam pelaksanaannya, tradisi ziarah ini dilakukan sebelum keberangkatan calon jemaah haji dan selama berada di Tanah suci hingga kembali lagi ke tanah air. Kegiatan ini bisa saja berlangsung lebih lama untuk memberikan kesempatan kepada kerabat dan warga masyarakat yang ingin datang berkunjung. Biasanya setiap malamnya dilakukan Serakalan dan membaca kitab Barzanji agar keluarga yang ditinggalkan tak merasa kehilangan. Bagi mereka yang berkecukupan, tradisi akan dilakukan dengan upacara pembukaan yang memerlukan biaya cukup besar.
Ada 12 orang calon haji warga Kelurahan Pagutan yang siap berangkat pada tahun ini. Lima diantaranya adalah warga kampong Presak Timur yang telah dipastikan sebagai anggota kelompok terbang (Kloter) Haji kota Mataram. Selebihnya adalah warga Presak Barat, Karang Buaya dan kota Mataram . Seperti dikatakan Sekretaris Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Darul Falah Pagutan, Presak Timur, Halwat SH, kelima calon haji tersebut tercatat sebagai rombongan KBIH Darul Falah Pagutan bersama 49 calon haji lainnya yang ikut bergabung ditambah dua orang pembimbing rombongan. “ Untuk tahun ini, KBIH Darul Falah Pagutan memberangkatkan 61 orang calon jemaah haji yang berasal dari kota Mataram. Berkurang dari tahun lalu yang berjumlah 64 orang,” sebut Halwat.
Dikatakan Halwat, hal ini tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan warga kepada KBIH Darul Falah sebagai penyelenggara bimbingan haji. Selama dua bulan, calon haji dibekali materi dan praktek haji selama enam belas kali pertemuan. Seluruhnya meliputi; akidah, manasik, perjalanan haji, kesehatan dan praktek manasik lengkap. Malah selama delapan tahun, KBIH Darul Falah tak pernah kekurangan jemaah dan kebanyakan berasal dari luar Pagutan. Karena selain melakukan pembimbingan, KBIH yang bermotto tak hanya mengantar ke Mekkah tapi hingga ke pintu surga ini juga memiliki program pasca haji berupa majelis taklim atau pengajian rutin sekali sebulan. “Majelis Taklim dimaksudkan agar kemabruran haji tetap terjaga,” ujar Halwat. KBIH ini sendiri telah tiga kali mendapatkan akreditasi dari Kanwil Departemen Agama NTB.
Sejak awal bulan ini, beberapa calon jemaah haji di kampong Presak Timur telah mulai membuka ziarahan. Diantaranya, Ahmad Hasbi yang tahun ini berangkat bersama istri dan Muslihan, warga RT 02. Menurut informasi yang mereka terima, calon jemaah haji kota Mataram dijadwalkan akan berangkat pada 17 Oktober mendatang. Informasi yang belum jelas kebenarannya ini langsung diapresiasi dengan menyegerakan tradisi ziarah. Menurut perhitungan, tradisi ziarah dilaksanakan sepuluh hari menjelang keberangkatan sampai dengan pulang kembali ke kampong sesuai kemampuan sang calon haji. Padahal, menurut sumber Kanwil Depag NTB sendiri, jadwal pemberangkatan jemaah haji asal kota Mataram bahkan NTB masih harus dikoordinasikan dengan panitia pemberangkatan Haji di embarkasi Surabaya, Jatim. Seperti diketahui, selain NTB, Bali, Maluku dan NTT termasuk daerah yang ikut dalam embarkasi Surabaya. Adapun tanggal 17 Oktober merupakan rencana jadwal calon jemaah haji untuk masuk ke Asrama Haji jalan Lingkar Selatan yang dsebut sebagai embarkasi antara. “ Jadwal pemberangkatan masih belum final. Masih harus dikoordinasikan dengan panitia haji di embarkasi Surabaya karena harus mempertimbangkan banyak factor teknis keberangkatan. Kalapun dikatakan tanggal 17 Oktober, itu jadwal calon jemaah haji untuk masuk asrama di jalan Lingkar Selatan. Untuk jemaah kota Mataram direncanakan tanggal 26 Oktober mendatang setelah calon jemaah haji asal Loteng dan Lotm berangkat. Tapi semua keputusan untuk jadwal pemberangkatan menunggu hasil koordinasi,” jelas sumber Kanwil Depag NTB yang tak mau disebut namanya. Iapun menambahkan jika nanti BIL Loteng mulai beroperasi, NTB akan menjadi embarkasi penuh yang memudahkan pemberangkatan calon jemaah haji. Termasuk soal biaya haji yang selama ini harus bertambah untuk ongkos perjalanan menuju embarkasi Surabaya. Nah, bicara soal biaya. Sudah jamak bagi calon haji yang ingin berangkat menunaikan haji ke Mekkah untuk menggelar tradisi ziarah. Ongkos Naik Haji atau ONH yang harus disetorkan barulah syarat administrasi yang harus diselesaikan. Bagi warga kampong, tradisi ziarah seperti ini sudah menjadi `kewajiban` yang harus dilaksanakan. Namun tetap tergantung kemampuan si calon haji. Biasanya untuk sebulan penuh ziarah haji, menurut salah seorang warga,calon haji harus menyiapkan uang sedikitnya Rp 20 juta termasuk upacara pembukaan yang kerap disebut Roah. Itu sebabnya dalam syarat Berhaji yang disebut Istitho`ah (mampu), selain syarat administrasi perhajian (dana, kesehatan dan lainnya) ada pula syarat lain yang secara kultur tak dapat dihindari. Seperti rukun Islam yang mengatakan Ibadah Haji hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu melaksanakan. Mungkin juga termasuk mampu memelihara tradisi. Selamat Menunaikan Ibadah Haji. Semoga Menjadi Haji Yang Mabrur. Zammi Suryadi

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers