Tradisi mengemas perlengkapan ibadah haji di masyarakat lombok dikenal dengan istilah isi sahra. Mengemas dan mengatur segala perlengkapan selama ditanah suci baik untuk keperluan ibadah atau digunakan sehari-hari perlu ditata sedemikian rupa. Hal ini disebabkan karena bagasi / koper besar yang digunakan untuk mengemas barang tidak dapat dibuka kecuali sampai pemondokan ditanah suci.
Kegiatan dalam mengisi sahra ini biasanya calon jamaah haji mengundang tokoh agama dan masyarakat. Kegiatan dimulai dengan mengumpulkan peralatan yang akan dibawa dan dipilah mana yang masuk ke koper atau jinjingan. Pada kesempatan tersebut, calon jaaah haji mendengarkan informasi letak barang dan kapan barang-barang tersebut digunakan.
Saat ditanya salah satu tokoh agama, H Abd. Rachman tentang tradisi sahra tersebut, kakek paruh baya ini mengatakan tradisi isi sahra ini bertujuan untuk mohon do’a dari para undangan untuk dimudahkan dalam pelaksanaan manasik haji.
Dalam ketentuan berat bagasi yang sudah ditentukan, barang bawaan calon jamaah haji dibatasi sampai dengan 25 kg. Disamping peralatan manasik haji, pakaian sehari-hari, beras dan lauk dapat masukkan dalam koper asal dikemas baik agar tidak mengotori pakaian. Sementara untuk peralatan memasak dapat seperti kompor, panji dan lainnya dapat dibeli di tanah suci lanjut H. Abd. Rachman
0 komentar:
Posting Komentar