Gejala hidup saat ini menunjukkan kerusuhan di mana-mana, protes menjadi perilaku keseharian dalam rumah tangga sampai bernegara. Mengapa hal ini terjadi ? Karena kesabaran dan keridaan menjadi sangat tipis pada manusia.
Apapun yang terjadi dan berlaku di atas dunia ini tidak ada satupun yang terlepas dari ketentuan dan takdir Allah Swt. Bernafas, melangkah, bertindak, mengalami musibah, memperoleh rahmat yang kecil maupun yang besar, damai, rusuh dan perang adalah dinamika perjalanan manusia menuju ridhaNya yang terakhir. Perjalanan menuju ridha Allah yang terakhir inilah yang diupayakan oleh manusia beriman dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Nya, melalui usaha memperbanyak dan meningkatkan mutu ibadah dan amal shaleh.
Peningkatan mutu ibadah dan amal shaleh adalah tugas utama manusia dalam hidup ini. Sebagai apapun kita dalam pergaulan sosial dalam pandangan Allah Swt, tidak ada bedanya. Semuanya merupakan sarana untuk menunjukkan sikap kehambaan dalam menerima tugas dan takdir Allah Swt. Menjalani hidup bagaikan berjalan di tempat yang licin, harus senantiasa memelihara keseimbangan hati, dengan syukur dan sabar menerima nikmat dan cobaan dari Allah Swt.
Nikmat dan cobaan adalah dua sisi hidup yang tidak seorangpun lepas dari keduanya, datang silih berganti bagai siang dan malam. Keduanya harus diterima dengan sabar dan syukur sebagai anugrah Allah Swt dengan sifat Rahman dan RahimNya. Jangan pernah membedakan karunia Allah karena semuanya disesuaikan dengan kadar kemampuan sang hamba menerima. Jangan pernah mengeluhkan keadaan, karena berkeluh kesah akan membawa kita kepada kekufuran. Inilah sikap ridha seorang yang beriman dan merupakan puncak keihlasan seorang hamba. Sikap inilah yang harus dipupuk dengan perilaku sabar dan syukur. Jika kita ridlo dengan ketentuan Allah niscaya kita akan memperoleh manisnya iman. Rasulullah saw bersabda :
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
” Seseorang akan merasakan manisnya iman jika ia ridlo Allah sebagai Tuhannya”
Apa dan bagaimana kondisi kehidupan yang kita jalani saat ini tidaklah menjadi penghalang untuk mendapatkan ridha Allah jika sikap syukur dan sabar kita pupuk dengan keimanan yang kuat. Jangan menjadikan kemewahan dunia sebagai penghalang untuk mendapatkan ridha Allah, karena dengan ridha Allah Swt kita akan mendapatkan hal yang jauh lebih baik. Karena Allah Maha mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya. Firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 46 :
”Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Jangan perturutkan nafsu dalan menghadapi masalah apapun dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari permasalahan ekonomi rumah tangga, permasalahan masyarakat sampai permasalahan politik yang pelik. Nafsu yang muncul dengan berbagai wujudnya, seperti iri hati, dengki, tamak, tidak puas dll, mengundang syaitan dan menjauhkan penyelesaian serta membuat kita lemah. Kembalikanlah masalah yang kita hadapi kepada yang Maha Menguasai masalah dengan sikap sabar. Insya Allah, pertolongan akan datang, sebagaimana firmanNya :
”Ya , jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (Ali Imran : 125)
Tak ada yang lebih tinggi yang menjadi cita-cita seorang mukmin yang sabar selain memperoleh ridha Allah, dan tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat yang membuat seseorang dapat meniti licinnya berjalan antara harapan manusia dengan kehendak Allah Swt kecuali sabar. Diumpamakan kesabaran bagaikan kekuatan bertahan dalam pertarungan dan sekaligus kesabaran adalah kekuatan menyerang dengan menggunakan kekuatan lawan. Sikap rida dan kesabaran yang terus dipupuk akan membuka rahmat Allah, satu demi satu yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang ihlas. Dibalik keihlasan dan kesabaran terhadap hal-hal yang tidak disukai nafsu itu sebenarnya tersimpan banyak sekali kebaikan. Tentu saja jika kita senantiasa mendekatkan diri dan menyembah Allah juga dengan sikap ridha.
Kehidupan dunia memang misteri karena dibalik kenyataan yang kita hadapi, sama sekali kita tidak memiliki pengetahuan. Hakmah apa yang dikandung rahmat maupun cobaan yang dianugrahkan Allah kepada hambaNya. Hari-hari yang kita jalani merupakan rangkaian keridaan Allah yang seharusnya kita terima dengan ridha pula jika usaha telah cukup, ibadah dilaksanakan dengan sempurna dan doa dipanjatkan setiap saat. Karena yang kita cita-citakan dalam hidup hanya ridha Allah, maka bagaimanapun wujud ridha Allah dalam pandangan dunia harus diterima dengan ridha pula. Firman Allah dalam surat Surat Al-Bayyinah ayat 8 menunjukkan ganjaran bagi orang yang senantiasa membangun sikap ridha dalam hidupnya :
”Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah bagi orang yang takut kepada Tuhannya”.
Sikap menerima keridhaan Allah dengan kesabaran akan membawa kita kepada ketenangan hidup. Tidak gusar dan gundah terhadap kemilau dunia yang menipu kita, karena kegusaran dan kegundahan hanya ditunjukkan sebagai wujud cinta kepada Allah Swt, karena kedudukan seseorang disisi Allah tergantung pada kedudukan Allah pada diri seorang hamba. Jika seorang hamba mencintai Allah dengan sikap ihsan, maka Allah juga akan mencintai hambaNya dengan curahan rahman dan rahimNya. Rasulullah Saw bersabda :
”Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaklah ia melihat kedudukan Allah di sisinya ; karena sesungguhnya Allah memberikan kedudukan kepada seorang hamba di sisiNya sesuai dengan bagaimana hamba itu memberikan kepadaNya di sisinya.” (HR. Al – Hakim)
Perjalanan hidup kita tidak ada yang tahu, maka melalui kesempatan ini kami mengajak diri sendiri dan hadirin yang budiman untuk meningkatkan kualitas kehambaan dengan memotivasi diri untuk menerima ridha Allah atas diri kita dan membangun sikap ridha dalam melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Cinta dunia adalah sesuatu yang sia-sia karena kita tidak tahu apa yang dikehendaki oleh Allah dibalik kemiskinan atau kekayaan yang kita miliki. Mari kita renungkan kata-kata arif dari Sahabat Sayyidina Umar Radiallahu Anhu :
”Aku tidak peduli apakah aku aman menjadi kaya atau miskin karena aku tidak tahu mana diantara keduanya yang lebih bagiku”
Semoga kita tetap dalam jalan Islam dan senantiasa diberi kekuatan iman dan dianugrahkan kesabaran untuk menerima segala ridha Allah dan diridhai segala usaha dan doa kita untuk membangun kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar