Rabu, 05 Mei 2010

BUDAYA BEKURIS, UNTUK APA SIH?

Tanggal 12 Rabiul Awal 1431 H yang bersamaan dengan tanggal 25 Pebruari 2010 beberapa bulan yang lalu, diperingati sebagai hari Lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW. Acara yang dikenal dengan sebutan ‘Petangan’ tersebut hamper serentak dirayakan di perkampungan yang ada di Pagutan. Acara petangan yang dilengkapi dengan berbagai hidangan mulai dari makanan sampai buah-buahan tersebut, dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat yang laki-laki tak terkecuali anak-anak. Petangan berlangsung mulai ba’da isya sampai selesai sekitar pukul 11 malam.

Yang lebih meriah lagi adalah hadirnya bayi mungil yang mencapai puluhan bayi setiap tahunnya melakukan ritual bekuris (ngurisang). Suara serakalan dari jamaah masjid menggema mengantarkan para bayi yang hendak dipotong rambutnya. Bagi sebagian orang, bekuris hanyalah sebuah adat atau kebiasaan yang mungkin tak diketahui maknanya secara jelas.

Menurut salah seorang ustadz di Ponpes Darul Falah H. Zaenal Arifin, S.Ag, memotong rambut bayi umumnya dilakukan saat usia bayi 7 hari atau setelah tali pusat putus. “Bekuris atau memotong rambut bayi merupakan suatu acara penebusan kesalahan sang bayi kepada orang tua terutama ibunya, karena bayi itu telah membuat sakit ibunya pada saat ia dilahirkan”, jelasnya saat ditemui di Ponpes DF Kamis pecan lalu. “Yang membuat sakit adalah rambut bayi, sehingga perlu dilakukan acara ‘ngurisang’ atau sering kita dengar orang bilang membuang rambut panas sang bayi”, tambahnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers