Kamis, 16 September 2010

Ada Galok di Korea


Galok singkatan dari Gabungan Orang Lombok. Ini adalah komunitas yang beranggotakan TKI yang bekerja di Korea Selatan. Lebih spesifik mereka berasal dari Lombok meski ada juga komunitas TKI di Korea Selatan asal Bima dan Sumbawa atau etnis lain yang melebur kedalam Galok. Siapa menyangka pendirinya adalah TKI asal Pagutan Tempit.
Selain karena TKI asal Lombok adalah yang terbanyak jumlahnya di Korea Selatan, beberapa komunitas kecil lainnya yang berasal dari etnis berbeda lebih memilih bergabung dengan Galok karena sudah diakui oleh pemerintah setempat.
“Anggota Galok jumlahnya ribuan. Yang terbesar ya komunitas orang Lombok yang bekerja di kawasan industri di Ansan,” terang Lalu Thoriq, mantan TKI asal Presak Timur, Pagutan yang baru saja tiba dari Korea Selatan.
Saat ini buruh migrant asal Indonesia menempati jumlah tertinggi penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) ke Korea Selatan. Pekerja Indonesia menempati jumlah terbesar dari 15 negara lain yang mengirim tenaga kerja ke Korea Selatan. Jung Ill Sung, Dirjen Bidang Tenaga Kerja Asing Human Resources Development Services (HRDS) Korea mengungkapkan, hingga periode Januari – Agustus 2009 sudah hampir 2.494 orang TKI yang dikirim bekerja ke Korea melalui mekansime penempatan Government to Government (G to G). Jumlah ini melampaui penempatan TKA yang dilakukan pesaing Indonesia yakni Vietnam sejumlah 2.100 orang. Indonesia dipercaya untuk menempatkan tambahan lebih dari negara lain untuk tenaga kerja di bidang pengolahan perikanan darat dan laut hingga 2011 mendatang. (lombokpost.co.id)
Tak salah jika Thoriq menyebut anggota Galok yang sudah berjumlah ribuan orang kini makin bertambah. Sepengetahuan Thoriq, sejak ia bergabung dengan Galok di awal tahun pertama ia bekerja di Korea pada tahun 2005 lalu, anggota Galok adalah TKI Lombok yang bekerja disekitar kawasan industri di kota Ansan. Namun dengan dibukanya peluang di bidang baru tersebut, TKI Lombok yang bekerja di pengolahan perikanan juga menjadi anggota Galok.
Menurut data BNP2TKI, realisasi pengiriman TKI melalui program G to G tahun 2008 sudah mencapai 11.885 orang. Angka ini melampaui target yang diminta pemerintah Korea sendiri sejumlah 9.500 orang dan khusus untuk sector perikanan sudah diberangkatkan 919 orang pada 2009 dan pada tahun ini hingga periode Juli kemarin berjumlah 7000 orang. Banyaknya jumlah TKI Indonesia yang ditempatkan di Korea Selatan tidak lepas dari kepercayaan pemerintah Korea Selatan sendiri. Dikatakan Dirjen HRDS Korea, Jung Ill Sung karena TKI asal Indonesia dinilai berkualitas, cepat belajar, disiplin dan penuh dedikasi. Tak heran pula jika Galok, komunitas TKI Lombok terbesar di Korea mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah setempat.
Dituturkan Thoriq, Walikota Ansan selalu menyempatkan diri untuk menghadiri acara acara yang diadakan Galok. Menurut Thoriq perhatian ini menjadikan Galok dan pemerintah setempat mempunyai kedekatan yang baik.
“ Setidaknya, dua kali dalam setahun saat ulangtahun Galok atau saat anggota Galok merayakan Lebaran, Walikota atau perwakilan dari pemerintah setempat menyempatkan hadir. Pengurus Galok cukup mengirimkan undangan ke kantor pemerintah, pejabatnya pasti datang memenuhi undangan Galok. Selama lima tahun disana, Walikotanya atau wakil selalu hadir ,” jelas Thoriq. Ditambahkan Thoriq, sebagai komunitas pekerja terbesar pemerintah setempat merasa perlu menjalin komunikasi yang baik. Karena bagaimanapun, hal ini dapat saling menumbuhkan saling menghargai. Maksud Thoriq, sebagai pekerja migrant yang jumlahnya ribuan orang tersebut selalu ada saja insiden atau kejadian yang melibatkan anggota Galok. Dengan begitu, baik anggota Galok maupun pemerintah setempat sama sama menyelesaikan jika terjadi persoalan. Itu pula yang sering disampaikan oleh Walikota Ansan kepada anggota Galok di setiap pertemuan.
Diceritakan Thoriq, Galok mulai berdiri sejak 1998 silam. Diprakarsai oleh TKI asal Pagutan Tempit bernama Ahmad Ruba`i, Galok dimaksudkan untuk menampung para TKI illegal yang jumlahnya juga tak kurang besarnya di Korea Selatan. Bersama enam rekan lainnya, cikal bakal Galok digadang menjadi komunitas yang dapat membantu rekan seperantauan. Selain mereka yang datang tanpa dokumen resmi untuk bekerja di Korea Selatan, banyak pula TKI yang sudah habis masa kontraknya memilih tetap bekerja disana. Karena berstatus illegal, para TKI lainnya sedapat mungkin mencarikan pekerjaan yang legal sekalian menampung mereka selagi belum mendapatkan pekerjaan. Itu pula sebabnya banyak dari mereka yang pulang ke kampong halaman setelah menetap puluhan tahun bahkan sampai berkeluarga dengan warganegara Korea Selatan.
Galok pun mendapatkan sambutan yang baik dikalangan pekerja asal Lombok. Banyak dari anggotanya yang akhirnya mendapatkan `keistimewaan`. Seperti diceritakan Amir (bukan nama sebenarnya) yang sekarang juga tengah mudik Lebaran ke kampungnya Presak Timur. Ia yang sudah hampir enam tahun lamanya bekerja di Korea Selatan kerap mengisahkan keuntungan menjadi anggota Galok. Beberapa kali terlibat masalah dengan pekerja local ataupun warga local disana, anggota Galok yang dikenal berjumlah ribuan itu akhirnya menjadi disegani karena persatuan yang kuat diantara anggota Galok.
Namun yang lebih penting dari semua itu tutur Amir adalah rasa persaudaraan yang kental dikalangan anggota Galok yang membuatnya betah bekerja di Korea Selatan. Bagi Thoriq, meski sekarang ia belum merencanakan untuk kembali bekerja di Korea Selatan, menjadi bagian dari komunitas besar bernama Galok memiliki kebanggan tersendiri. Betapa tidak. Di kampung kelahirannya atau bahkan ditanah airnya Indonesia sendiri ia belum pernah bergabung dan merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas sebesar Galok. Beberapa kegiatan Galok dapat dikunjungi di tubeonline.info.Zammi Suryadi

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kalo mau menghubungi koordinator GALOK ke siapa ya? Kita mau mengadakan pelatihan entrepreneurship buat bekal bisa buka usaha sendiri ketika pulang ke Indonesia

hubungi : eu_blitar@yahoo.com atau +62818394800

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers