Dewasa ini semakin banyak kekosongan yang dibiarkan atau disengaja
terjadi atau melakukan hal-hal yang sia-sia, kosong. Ada yang berusaha memperbaiki kerusakan, ada
pula yang buru-buru mengisi kekosongan dengan kekosongan baru, ibarat
membersihkan kotoran dengan sapu kotor. “Semakin rumit teka teki dijawab”, kata
orang bijak.
Rusak, dan kerusakan akibat penyakit bernama "Kekosongan" diantaranya :
•
Kekosongan perasaan
kemanusiaan, mengakibatkan timbulnya banyak tindak kejahatan.
• Kekosongan kegiatan
positif/menarik, diganti dengan kegiatan yang merusak, maksiat, dan tidak
bermanfaat.
• Kekosongan jiwa
kemasyarakatan, menjadi kurangnya kepedulian terhadap sesama dan lingkungan,
rusaknya pergaulan dan ekosistem lingkungan.
•
Kekosongan harapan,
cita-cita yang bermotif membangun, mudah dimasuki anasir-anasir distruktif.
•
Kekosongan ajaran agama,
akhirnya membuat agama – agama baru yang tidak ada landasan syariat tapi
berlandaskan nafsu dan kepentingan pribadi dan golongan.
Apalagi bila miliu dan nasib membantu kekosongan waktu, pengangguran
kerja, maka yang paling duluan dipengaruhi, menjadi objek dan korbannya adalah
anak-anak muda. Musuh-musuh kemanusiaan sibuk "merusak, tetapi mengaku
membangun". (Merusak orang membangun diri, menyusahkan orang mengenakkan
diri, menyalahkan orang membenarkan diri, menyengsarakan orang menyelamatkan
diri).
Orang rusak dan perusak dunia tetap akan bergerak, beraksi dengan motif, semboyan “Bagaimana caranya agar aku, keluargaku, golonganku, aku – aku yang lainnya enak meskipun pihak lain sengsara”, karena kekosongan.
Bagaimana bila menyikapinya dengan KEPUTUS ASAAN, alih profesi (hijroh) atau menonaktifkan potensinya? Putus asa/hijrah profesi positif adalah hak setiap orang, sedangkan putus asa lari dari tanggung jawab apalagi membunuh masadepan dengan kekosongan atau bunuh diri adalah kekerdilan dan sikap protes terhadap TAQDIR. mengingkari kekuasaan, kekuatan Allah SWT, Sang Pencipta, tidak menghasilkan apa-apa dan tidak menguntungkan siapa-siapa. ALLAH mengkatogorikan mereka kedalam golongan orang KAFIR.
Bila ada trik-trik dalam sebuah usaha membentuk organisasi dan apa saja, janganlah dijadikan arena/kesempatan saling salah menyalahkan situasi akibat kekosongan “massal”, tetapi pelajarilah prestasi, motivasi, tujuan, dan sumberdaya manusianya.
Sebab-sebab munculnya organisasi pergerakan dan sebagainya itu relatif dan beragam, diantaranya:
- Kekosongan beberapa unsur dalam masyarakat dan menimbulkan kepincangan-kepincangan.
- Kebodohan akan hak-hak yang terambil oleh pihak lain.
- Kepicikan dan kelemahan da'i dalam berda’wah.
- Ketergesa-gesaan, keterburu-buruan dalam menentukan langkah.
- Memburu keduniaan yang semu.
Semaraknya simbul atau syi’ar Islam
tanpa tegaknya syari’at hanya kekosongan dan kekeroposan (أجوف,
جوفاء), tapi perlu disadari
juga tegaknya syari’at tanpa syi’ar akan terasa kering (جافّ ). Kekosongan dalam kehidupan Islami harus
diisi! Kalau tidak syetan-syetan jua yang mengisi, dan manusia menjadi
budak-budaknya. Na’udzubillaah!
Anak-anak kita sekarang terbagi menjadi dua, pertama; disibukkan oleh sesuatu yang seharusnya tidak menyibukkan, tertarik asyik dengan kegiatan yang tidak perlu diasyikkan. kedua; tidak cerdas, tidak cakap dan akhirnya tidak benar dalam mengisi kekosongan.
Pandai-pandailah menghemat waktu, tenaga/ kesehatan, uang, untuk hal-hal yang berguna. Jangan memanjakan kekosongan.
1 komentar:
siip...mmg mantap
Posting Komentar