Sabtu, 19 Juni 2010

EFEK IBADAH


Secara umum setiap manusia ingin mencapai dua hal dalam hidupnya, yaitu ketenangan hidup dan kesenangan hidup. Bagi orang yang hanya ingin mencari kesenangan hidup tersedia banyak cara untuk menggapainya. Namun orang yang hidupnya senang belum tentu dijamin akan memperoleh ketenangan hidup. Sebab antara ketenangan dan kesenangan ada jarak dan perbedaan. Kesenangan hidup akan diperoleh jika seseorang merasa tercukupi kebutuhan duniawinya. Adapun ketenangan hidup akan diperoleh jika seseorang merasa mempunyai kedekatan dengan Allah sehingga terjamin kehidupan akhiratnya. Untuk itulah kita kerap berdoa rabbana aatina fiddunya hasanah wafil aakhirati hasanah. Hasanah fiddunya bermakna terpenuhi segala kebutuhan kita yang berkaitan dengan kehidupan di dunia. Imam Ghazali menerangkan ada empat sumber kesenangan yang bisa diperoleh oleh manusia dalam hidupnya.

Pertama, melalui pengetahuan. Orang yang memiliki banyak pengetahuan berpeluang besar untuk meraih kesenangan hidup daripada orang yang memiliki pengetahuan terbatas. Orang yang mengerti bagaimana mencari modal secara efektif tentu lebih besar peluangnya untuk meraih keberhasilan daripada orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang permodalan. Orang yang bergelar sarjana akan mempunyai peluang lebih besar uantuk mendapatkan pekerjaan dari pada lulusan SD .

Sumber kesenangan kedua adalah kesehatan. Orang yang memiliki kesehatan prima akan mendapatkan peluang lebih besar untuk memperoleh kesenangan daripada orang yang terganggu kesehatannya. Misalnya, orang yang terkena penyakit darah tinggi tidak akan berani makan sembarangan karena ada pantangan dari dokter. Pantangan ini mengurangi kesenangan seseorang. Semakin banyak gangguan kesehatan semakin kurang peluang untuk memperoleh kesenangan. Sebaliknya, semakin bagus kesehatan seseorang berarti bertambah banyak pula kesempatan untuk memperoleh kesenangan. Maka Islam memerintahkan untuk menjaga kesehatan. Dengan menganjurkan kepada kita untuk makan makanan yang halal, serta memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan. Baik kebersihan diri , maupun lingkungan sehingga kesehatan kita menjadi terpeliharta dengan baik.

Ketiga, kesenangan bersumber dari harta kekayaan. Orang yang punya harta banyak mempunyai peluang yang lebih besar untuk memmperoleh kesenangan ketimbang orang yang berkekurangan. Orang yang berkecukupan lebih mudah mendapatkan apa saja yang ia inginkan . itu sebabnya Islam juga menganjurkan supaya Umat Islam bekerja kersa untuk mendapatkan kekayaan secara halal. Dan kalau sudah memperoleh kekayaan dilarang untuk berlaku boros atau berprilaku mubazir.

Sumber kesenangan yang keempat adalah terletak pada kedudukan, pangkat atau derajat. Orang yang mempunyai kedudukan di tengah masyarakat lebih banyak mendapatkan kemudahan dari pada orang yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa. Oleh sebab itu agama memerintahkan agar setiap muslim selalu bekarya dan berprestasi untuk memperoleh kedudukan atau derajat yang lebih baik.

Demikianlah empat hal yang bisa mendatangkan kesenangan bagi manusia dalam hidupnya. Namun keempat hal tersebut sesungguhnya hanya menjanjikan kesenangan-kesenangan tetapi tidak menawarkan ketenangan. Pengetahuan memang bisa mendatangkan kesenangan, namun jika pengetahuan tidak disikapi dengan benar maka ia bahkan bisa mendatangkan kesusahan. Seoarang anak, setelah disekolahkan sampai tingkat tinggi kemudian merasa pintar bahkan lebih pintar dari orang tuanya kadang membuat dia tidak lagi taat kepada orangtuanya. Begitupula ada yang sehat tetapi karena tidak pandai menghargai kesehatannya maka iapun jatuh sengsara. Demikian juga dengan kedudukan, kerap kali malah kedudukan mendatangkan malapetaka , kesusahan, kekhawatiran dan ketidaktenangan. Banyak orang yang belum punya kedudukan lebih tenang daripada saat menduduki sebuah jabatan. Kekayaanpun demikian pula adanya. Bisa mendatangkan kesenangan namun tidak jarang juga mendatangkan kesusahan. Harta mendatangkan kesenangan sekaligus kesengsaraan. Banyak contoh yang bisa kita lihat di tengah masyarakat kita. Jika demikian lantas apakah yang bisa mendatangkan ketenangan dan ketentraman ? Menurut agama , sumber ketenangan hidup hanya satu , yaitu kedekatan hubungan dengan Allah. Semakin dekat hubungan seseorang dengan Allah maka bertambah besar peluangnya untuk memperoleh ketenangan. Adapun cara mendekatkan diri dengan Allah adalah melalui ibadah yang intensif. Semakin banyak orang melakukan ibadah , semakin terbuka kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Untuk itu intensitas ibadah menjadi ukuran sejauh mana ia mengingat Tuhannya. Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 28:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.

Dari ayat ini dengan jelas dapat disimpulkan , bahwa seseorang yang mengaku beriman harus membuktikan keimanannya dengan senantisa beribadah kepada Allah. Dengan beribadah , berarti kita menjaga keselamatan aqidah kita sekaligus menjaga agar hubungan antara kita dengan Allah berjalan dengan baik dan abadi. Sebab ketika hubungan kita dengan Allah terputus itu berarti kita berada dalam kondisi yang sangat bahaya. Kehidupan kita akan menjadi tak terarah dan tanpa tujuan. Dan salah satu bentuk ibadah yang mendatangkan ketenangan jiwa adalah dengan berzikir mengingat Allah di setiap tempat dan di setiap waktu. Jika kita bisa mempertahankan intensits zikir kita kepada Allah, maka Insya Allah kitapun pada akhirnya bisa memperoleh ketenangan sekaligus menggapai hasanah fil aakhirah. Dengan berzikir mengingat Allah akan membuat kita merasa senantiasa dilihat dan diawasi oleh Allah. Kita akan merasa bahwa Allah Maha Hadir dalam kehidupan kita. Dengan merasa diawasi oleh Allah akan membuat kita berusaha mengerjakan perbuatan-perbuatan yang diridloi Allah dan menghindari hal-hal yang dibenci-Nya serta berusaha menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Dengan demikian kita akan sampai derajat Ihsan, yaitu derajat dimana kita beribadah seakan-akan kita melihat Allah dan jikapun kita tidak melihat-Nya, kita yakin bahwa Ia melihat kita. Hal ini akan mengantarkan kita memperoleh ketenangan dan ketentraman.

Inilah yang dialami oleh Rabi’ah Adawiyah. Karena zikir, akhirnya Rabi’ah memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa. Sehingga iapun rela meninggalkan profesinya yang telah ia geluti selama bertahun-tahun. Padahal saat itu ia adalah seorang artis yang sedang berada pada puncak karirnya , ia hidup dalam kemewahan. Segala kebutuhannya tercukupi, popularitasnya melambung. Namun ada satu hal yang tidak dirasakan yaitu ketenangan. Siang malam hatinya diliputi kecemasan , jiwanya gundah. Sehingga pada suatu hari ia memperhatikan orang-orang yang datang ke masjid, sujud dan berzikir di dalamnya, kemudian pulang dengan wajah yang cerah ceria. Rabia’ahpun iri melihat mereka. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti jejak orang-orang tersebut dan meninggalkan keartisannya. Iapun tenggelam dalam kenikmatan berzikir. Dan akhirnya ia memperoleh ketenangan dan ketentraman batin.

Demikianlah, dengan bekerja keras, berkarya dan berprestasi akan membuat kita meraih kesenangan hidup atau hasanah fiddunya. Namun hasanah fiddunya saja tidak cukup kita harus berupaya meraih hasanah fil aakhirah dengan menjaga intensitas hubungan kita dengan Allah melalui zikir agar kita memperoleh ketenangan hidup. Mudah-mudahan Allah senantisa membimbing kita menjadi ahli zikir dan ahli ibadah serta membimbing kita untuk menjadi orang pandai mensyukuri anugrah-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers