Jumat, 04 Juni 2010

REFLEKSI KEISLAMAN


Hiruk pikuknya peradaban modern menuntut kita memiliki kesaktian iman sebagai sistem pertahanan diri dalam menghadapi serangan setan dengan berbagai wujud. Melalui mimbar kali ini, marilah kita gunakan untuk refleksi dan introspeksi keislaman kita. Apakah kita telah berusaha secara maksimal mengikuti garis Al Qur'an dan sunnah Rasulullah ?

Ada dua macam sikap dan perilaku yang harus diwaspadai dalam kehidupan sebagai muslim, yaitu sikap mendua dalam memandang kehidupan dan perilaku menggantungkan diri pada sesuatu selain Allah. Sikap dan perilaku ini muncul dalam berbagai bentuk dan tidak kita sadari. Dalam Islam, sikap dan perilaku seperti disebut munafik dan syirik. Keduanya menggeret kita keluar dari garis aqidah, dan sekaligus menjadi sangat gigih diperjuangkan setan. Lemahnya sistem pertahanan iman menyebabkan kita tak sadar, lupa dan tergoda dan untuk mengikuti alur kehidupan yang keluar garis akidah dan mendapat murka Allah Swt.

Untuk itu selama 30 tahun lebih Rasulullah Saw baik di Makkah maupun di Madinah Beliau senantiasa menuntun ummatnya untuk selalu hidup dalam garis kalimah Tauhid. Beliau senantiasa membimbing ummatnya memohon kepada Allah agar terbebas dari 2 penyakit iman tadi. Seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah mengajarkan kita berdo'a sebagai berikut :

Artinya :

Ya Allah Engkaulah Tuhanku, Tiada tuhan selain Engkau. Engkau menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan selalu setia kepada-Mu semampuku. Aku berlindung hanya pada-Mu dari kekejian yang aku lakukan. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan juga mengakui dusaku kepada-Mu. Ya Allah, ampunilah aku Tidak ada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau.

Kita telah memilih Islam sebagai jalan menuju kebahagiaan, tetapi rambu-rambunya tidak kita patuhi, bahkan jalan kelematan itu tidak pernah kita lalui. Sebagian kita beragama secara tradisional, terlahir dan menjadi Islam karena keturunan. Kita tak berupaya apapun untuk menjadi Islam secara benar. Sebagaimana sabda Rasulullah:

Artinya :

”Islam dibangun atas lima perkara; pertama, kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kedua, mendirikan shalat. Ketiga, mengeluakan zakat. Keempat berhaji. Kelima, berpuasa di bulan ramadlan. (HR Bukhori).

Hadits ini menerangkan bahwa keberagamaan seseorang akan sempurna jika melaksanakan shalat, puasa zakat dan haji yang dibangun atas landasan tauhid, dimana setiap muslim harus mengukuhkan keikhlasan untuk berserah diri secara total dalam beriman , berislam dan berihsan. Tidak bersikap mendua dan setengah hati dalam mewujudkan keikhlasan dalam beribadah.

Kenyataannya, masih ada diantara kita yang mengucapkan Sahadat hanya sebagai lisan tanpa jiwa, shalat, puasa dan zakat sebatas "apabila" dan haji menjadi mode atau status sosial. Dan yang paling menyesatkan adalah ada diantara kita yang secara sadar atau tidak masih memelihara perilaku munafik dan syirik. Mereka sebenarnya tahu dan sadar bahwa jalan kebenaran ada dihadapannya, tetapi justeru memilih jalan lain yang juga diketahuinya salah. Tergoda oleh kenikmatan sesaat dan mimpi-mimpi semu yang memabukkan.

Jika menghadapi masalah, sebagian kita memilih jalan keluar semu yang semakin menyesatkan. Keihlasan sirna, terhapus oleh nafsu dan kecewa. Jalan pintas yang ditawarkan nafsu selalu lebih menggoda dan cenderung menggeret kita kepada sikap merusak akidah. Kita merasa tak berdaya untuk melepaskan diri dari jalan semu itu.karena semangat jihad dan semangat hijrah yang sangat tipis.

Akibatnya kita terjebak jalan buntu atau kelok-kelok tanpa ujung.Saudaraku, inilah yang menjadi cita-cita utama iblis, membuat kita menjadi munafik dan musyrik. Maka marilah kita istiqamah pada firman Allah ;

Artinya :

Sesungguhnya Syaitan ini musuh bagimu, jadikanlah ia musuhmu selalu (Al-Fatir 6)

Sungguh kita tidak akan dapat menjadikan syaitan sebagai musuh abadi dan menang memeranginya jika keimanan kita tidak diperkuat dengan semangat jihad dan hijrah, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an :

Artinya :

Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad dengan harta dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah dan dialah yang mendapat keberuntungan. (Attaubah 20).

Kesadaran berhijrah dan berjihad yang dilandasi keihlasan inilah yang menjadi kekuatan pendorong seorang muslim untuk maju dan melepaskan diri dari kungkungan syaitan dalam berbagai wujud.Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu menginterospeksi diri dengan sabdanya :

Artinya :

Kami bangun pagi dalam fitrah Islam, dengan kalimat ikhlas dalam agama Nabi Muhammad Saw, dalam millah Ibrahim yang mulia dan muslim serta tidak termasuk golongan yang musyrik (Rawahu Ahmad).

Semangat jihad harus dimiliki oleh setiap muslim untuk melawan nafsu, keangkuhan, kebodohan, putus asa dan sejenisnya yang sering dikendarai syetan. Kuatnya semangat jihad inilah yang akan mendorong kita untuk berhijrah - berpindah atau berubah dari sikap dan perilaku syirik dan munafik kepada perilaku berdasarkan kalimah Tauhid. Apapun tantangannya.

Sebagian kita masih tidak memiliki cukup kemampuan untuk menekan keangkuhan syetan yang membelenggu dengan rantai yang sangat tipis. Belenggu malas, rasa malu kembali ke jalan yang benar, merasa khawatir tak akan menemukan jalan keluar, kemudian kita berkhianat terhadap Allah dan Rasul.Sungguh ini sikap yang sangat keliru dan menyesatkan.

Ingatlah, iman yang kuat akan selalu memberi jalan keluar. Seperti janji Allah Swt, dalam firmanNya dalam surat Al-Anfal ayat 29 :

"Hai orang mukmin, apabila kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kepadamu, furqan - petunjuk mana yang benar dan mana yang salah, ditutupNya kesalahan-kesalahanmu, dan diampuniNya dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar"

Untu, marilah kita menguatkan semangat jihad untuk melawan nafsu syaitaniah yang bersarang dalam pikiran kita, kita berhijrah dari kebekuan dan ketertutupan hati kepada kebersihan jiwa dan perilaku. Keluar dari jalan buntu dan perangkap syaitan. Kita memperkuat dorongan untuk senantiasa bertobat.

“Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang membersihkan diri”

Telah terlalu banyak waktu yang kita buang percuma, terlalu banyak janji kita kepada Allah yang kita ingkari dan telah demikian banyak kesia-siaan yang kita bayar mahal. Janganlah malu kembali ke jalan yang benar. Allah membuka jalan yang se lebar-lebarnya untuk ummatnya yang bertaubat. Semoga Allah membuka hati kita semua dan memberkati.

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers