Kamis, 04 November 2010

Melihat Industri Nasional di Sekolah


Anda tentu mengenal produk computer Zyrex. Ya, salah satu produsen komputer buatan dalam negeri ini memiliki pasar cukup baik dalam persaingan teknologi komputer. Siapa menyangka, perakitan komputer dengan merk Zyrex sudah dilakukan di NTB. Hebatnya lagi, perakitan produk berteknologi tinggi tersebut dilakukan oleh siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Mataram.
Seiring perkembangan teknologi informasi (baca: komputer), kebutuhan akan sumber daya manusia makin meningkat. Untuk itu, pengenalan teknologi telah dimulai sejak pendidikan dini. Setidaknya di tingkat SMP atau bahkan sekolah dasar. Malahan, secara umum, serbuan teknologi computer telah sampai kedalam rumah. Tak heran, anak usia tiga tahun pun sudah mulai bermain main dengan teknologi.
Sekolah kejuruan yang dihajatkan untuk memersiapkan lulusan siap kerja dengan kompetensi keahlian khusus kini makin banyak membuka kelas teknologi multimedia dan computer. Selain menangkap kebutuhan masyarakat soal pilihan bidang keahlian yang satu ini juga dimaksudkan agar penguasaan teknologi yang lebih banyak berasal dari luar dapat dimanfaatkan dengan baik.
“ Salah satu penguasaan teknologi tersebut, siswa siswi kami di jurusan teknik computer telah mampu merakit komputer untuk kebutuhan industri dan sampai saat ini belum ada keluhan dari hasil rakitan para siswa”, ujar Drs Syaifuddin, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 3 Mataram saat penanda tanganan kerjasama dengan PT Telkom Mataram.
Adalah SMKN 3 Mataram yang mulai melakukan assembly atau perakitan Desktop PC dan Laptop sejak 2008 silam. Istimewanya, hasil rakitan para siswa ini tak sekadar uji praktek namun sudah dikemas sebagai produk jadi yang siap dijual bahkan diklaim sebagai penyedia komputer merk Zyrex untuk wilayah NTB. Sayangnya, tak ada kepastian soal harga komputer merk ini bisa didapatkan dengan harga bersaing mengingat proses perakitan yang sudah dilakukan disini. “ Mestinya memang lebih murah. Tapi kalau soal harga itu `kan diatur oleh perusahaan bersangkutan. Lagipula sampai dengan saat sekarang kita masih merakit komputer sesuai pesanan saja. Dan yang banyak untuk kebutuhan sekolah sekolah kejuruan di NTB dulu,” urai Zaed, penanggungjawab jurusan teknik komputer SMKN 3 Mataram.
Dikatakan Zaed yang juga penanggungjawab teaching factory atau unit usaha belajar SMKN 3 Mataram, sebanyak 399 unit computer PC telah dirakit dan digunakan oleh sekolah sekolah kejuruan di NTB. Sebanyak 35 unit laptop telah pula dirakit dan digunakan oleh siswa atau guru di SMKN 3 maupun di SMK lain. Menurut Zaed, perbedaan merakit laptop maupun PC hanya tingkat ketelitian saja. Kedua jenis komputer ini hanya memerlukan waktu dua jam saja hingga pengemasan satu unit produk siap jual. Mengenai jaminan produk, Zaed mengatakan keseluruhan proses perakitan dan kualitas kontrol telah pula dilakukan oleh SMKN 3 sendiri.
“Jadi proses dari penerimaan komponen computer, perakitan sampai dengan pengemasan produk dilakukan selama jam belajar yang disebut teaching factory. Cuma butuh dua jam dan keseluruhan quality control dilakukan pengawasan oleh instruktur orang SMK sendiri yang sudah mendapat pelatihan dari perusahaan computer bersangkutan,” jelas Zaed.
Dijelaskannya pula, diluar materi belajar perakitan 190 jam selama tiga tahun, ada juga materi Maintenance and Repair untuk kelas 12 setiap sore hari dilakukannya perakitan produk komputer. Untuk satu kali shift perakitan, 12 siswa mengerjakan proses perakitan dengan target satu komputer per siswa. Mengenai materi teaching factory yang digunakan siswa untuk merakit computer sebagai sebuah proses industri, Zaedi mengatakan sekolah maupun siswa tidak mendapatkan keuntungan. Namun demikian, penerapan ilmu mengenai perakitan computer dapat lebih mudah dipraktekan oleh para siswa di jurusan ini karena langsung bersentuhan dengan dunia kerja sesungguhnya.
Ditututrkan Zaedi, awal mula program kerjasama dengan kalangan industri ini dimulai saat SMKN 3 Mataram mendapatkan bantuan berupa komponen computer dari Kementerian Pendidikan. Setelah dilakukan perakitan, hasil kerja para siswa ini kemudian dinilai oleh PT Zyrex yang telah menjadi mitra kerjasama Kementerian Pendidikan untuk sekolah kejuruan. Dari sini, kerjasama berlanjut dengan meniru pengalaman industri di China yang melakukan perakitan berbagai produk berskala besar yang dilakukan oleh siswa siswa sekolah kejuruan disana. Pola inilah yang kemudian diadopsi oleh SMKN 3 Mataram sebagai satu satunya SMK di NTB yang telah mulai merakit produk industri nasional. “Saat ini kami masih mencari pasar. Untuk sementara pengerjaan perakitan komputer disini masih berdasarkan pesanan untuk kebutuhan sekolah sekolah kejuruan. Ke depan kami merencanakan akan membuka showroom dan penjualan bagi umum,” tambah Zaed.
Saat ini, ada tiga perusahaan mitra kerja SMK yang berhak menggunakan merk sendiri untuk produk komputer berskala nasional. Mereka adalah PT Zyrexindo Mandiri Buana dengan merk dagang SMK Zyrex, PT Berca ( SMK Rely On ) dan PT Persada Multi Internasional dengan merek dagang SMK Mugen. Untuk SMKN 3 sendiri untuk tahun 2010 – 2011 menargetkan perakitan 730 unit komputer dan baru menyelesaikan 296 unit komputer untuk salah satu sekolah kejuruan di pulau Sumbawa.

TelkomFlexi Digandeng SMK
Nah, untuk penerapan teknologi informasi, SMKN 3 mengajak PT Telkom Mataram divisi Flexi menjadi mitra dalam membangun jaringan internet. SMKN 3 Mataram berharap PT Telkom dapat membantu dalam identifikasi pengembangan sekolah dan standarisasi dalam penerapan teknologi informasi. Berawal dari keinginan pihak SMKN 3 Mataram agar perakitan komputer skala industri yang sudah dilakukan selama tiga tahun itu dapat lebih ditingkatkan lagi.
“Kami ingin agar komputer yang sudah dirakit dapat juga digunakan untuk mengakses internet. Nantinya, komputer komputer yang telah selesai dirakit akan dilengkapi modem CDMA Flexi eksternal yang disediakan oleh PT Telkom dalam setiap unitnya. Lengkap dengan layanan akses internet khusus untuk sekolah,” sebut Syaifuddin, Wakasek Kesiswaan SMKN 3 Mataram.
PT Telkom sendiri yang dalam acara penanda tanganan kerjasama dihadiri langsung oleh Eksekutif General Manager Telkom Divisi Flexi, Triana Mulyatsa dan Kandatel Telkom NTB, Jeki James mengatakan sangat mendukung kerjasama ini. Pihaknya bahkan telah menyediakan layanan akses internet khusus pendidikan. Dikatakan Triana, layanan ini lebih murah dari layanan sejenis untuk umum karena mendapatkan subsidi pendidikan.
“TelkomFlexi menyediakan akses internet unlimited dengan biaya langganan 37 ribu per bulan. Lebih murah dari paket unlimited untuk umum yang harus membayar 50 ribu sebulan,” tandas Triana. Dtambahkannya, dengan kecepatan 153 Kbps, paket akses internet untuk sekolah ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan belajar di sekolah. Ia menyebut beberapa sekolah yang sudah menerapkan Off Class atau sekolah tanpa ruangan sehingga aktivitas belajar dapat dilakukan melalui komunikasi jaringan internet. Atau setidaknya untuk fasilitas bagi guru dan siswa yang membutuhkan materi belajar mengajar yang bisa diperoleh di internet. Hanya saja, dengan kecepatan akses tersebut, layanan khusus sekolah ini tidak dapat digunakan untuk fasilitas video streaming. Ia menyarankan untuk video tutorial materi tertentu bagi siswa agar pihak sekolah menggunakan Speedy yang berkecepatan 2 Mbps hingga 3 Mbps. Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, H Didi Sumardi yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan bangga dengan pencapaian SMKN 3 Mataram dalam bidang teknologi. Ia hanya meminta agar ke depan, siswa SMKN tiga tak hanya meningkatkan nilai tambah dari produk yang sudah ada tapi juga mampu menciptakan produk baru.
Secara umum, Triana menyebut NTB khususnya kota Mataram memiliki pertumbuhan untuk akses internet sangat tinggi. Itu sebabnya, PT Telkom menjawab perkembangan ini dengan mengeluarkan produk layanan baru yang disebut Speedy Multi Speed Personal. Kelebihannya, kuota kecepatan yang sudah ditetapkan sesuai paket yang dipilih akan tetap memiliki kecepatan bandwith yang sama sampai kepada pengguna perorangan meski dibagi kepada beberapa pengguna layanan. Dalam acara penanda tanganan kerjasama bertajuk pengenalan internet sehat tersebut, pihak Telkom juga menjamin keamanan internet dari situs buruk dan berbahaya. Seperti dikatakan Triana, Telkom sebagai operator telekomunikasi terbesar di Indonesia selalu berkejaran dengan perkembangan teknologi. Melalui unit multimedia nya beberapa peranti lunak dibuat untuk memblokir situs tak berguna. Zammi Suryadi

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers