Selasa, 16 Februari 2010

PENJAHIT PAGUTAN JADI PUSAT PRAKERIN SISWA SMK


PENJAHIT PAGUTAN JADI PUSAT PRAKERIN SISWA SMK

Sudah lama usaha penjahit pakaian di peresak timur pagutan jadi pusat praktejk kerja industri ( prakerin) siswa SMK. UD Anugrah Tailor, salah satu usaha milik penjahit pagutan menerima siswa pakerin seajak 12 tahun yang lalau. Para penjahit ini tak cuma jadi tulang punggung sektor ekonomi, tapi juga bagian bagian dari peningkatan mutu pendidikan.

Sejak tahun 1998, H Nazhan pemilik UD Anugrah Tailor menerima siswa prakerin yang juga di kenal dengan PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di perusahaannya. Para siswa itu berasal dari SMK 4 Mataram, SMK 5 Mataram, SMK 7 Mataram, SMK Gerung dan SMK Praya. Sekolah-sekolah itu adalah SMK dengan jurusan Tata Busana. "Dulu PSG di sini kelas 3, tetapi sekarang sudah mulai PSG kelas 2 SMK," jelasnya saat ditemui di rumahnya jumat pekan lalu.
Sebagaimana diketahui, banyak industri yang kurang terbuka terhadap kepentingan pelaksanaan Prakerin. Sebagaian pengelola usaha beranggapan keberadaan siswa PSG membebani perusahaan. Apalagi rentang waktu pelaksanaan PSG mencapai tiga bulan hingga enam bulan. Namun H Nazhan melihat bahwa perusahaan harus ikut mengambil peranan dibidang itu. "Kami disini selain untuk berusaha, tetapi kami juga ingin membantu pemerintah dalam memberikan pelajaran di dunia kerja bagi siswa kejuruan," ungkap Bapak Nazhan.
Di tempat usahanya, dia mengajari siswa mengetahui seluk beluk dunia kerja sesungguhnya. Termasuk pula peningkatan ketrampilan mereka dibidang tata busana. "Siswa-siswa PSG ini memiliki kemampuan yang bervariasi, semua bisa terserap. Dan kami arahkan mereka sesuai kemampuan yang mereka miliki. Disini kami tidak hanya membimbing ketrampilan menjahit pakaian. Tapi juga memperkenalkan dunia garmen. Taylor and Garmen," jelasnya.
UD Anugerah juga menetapkan standar penilaian agar ketrampilan siswa yang prakerin bisa terukur. Disana ada ujian akhir praktek yang dia terapkan dengan koordinasi pihak sekolah. "Untuk penilaian, kami mendapat blanko penilaian dari pihak sekolah yang harus diisi. Juga penilaian dari DUDI (Dunia USaha Dunia Industri) yang kemudian akan kami berikan kepada pihak sekolah sebagai nilai ujian praktek dari siswa," jelas H Nazhan.
Selain di UD Anugerah, siswa prakerin juga berlangsung di penjahit Al-Azhar, yakni sebanyak empat siswa. Di Pagutan saat ini ada 17 siswa prakerin jurusan tata busana, dengan 13 siswa lainnya di Usaha milik H Nazhan.
Kesemua siswa itu adalah pelajar SMK di Kota Praya, Lombok Tengah. Mereka menetap di Pagutan selama tiga bulan Prakerin. Salah seorang siswa PSG bernama Nisa, mengungkapkan pengalamannya selama 1,5 bulan ini. "Disini kami banyak belajar tentang memotong kain, membuat pola dan menjahit celana, membuat baju imtaq, memasang kancing pada topi wisuda, dan masih banyak lagi," ungkap dara kelahiran praya 2 September 1993 ini.
Siswa-siswa yang berasal dari luar Kota Mataram itu, harus mengeluarkan biaya ekstra selama prakerin. Biaya tersebut adalah uang kos dan biaya hidup lainnya selama PSG. Selain biaya hidup, mereka juga membeli bahan baju dan celana untuk praktek. Aktivitas mereka selama PSG tercatat dengan rapi melalui jurnal yang telah disiapkan oleh pihak sekolah. "jadi ada jurnal yang harus kami isi selama tiga bulan PSG disini tentang kegiatan apa saja yang kami lakukan," ungkap salah seorang siswa lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers