Selasa, 23 Februari 2010

SAMPAH PEMBAW BERKAH



Orang menutup hidung sewaktu melintas di tempat pembuangan akhir ( TPA ) sampah. Bau tak sedap yang menyergap membuat orang menjauh dengan langkah dengan langkah tegap. Tapi sampah yang ini justru membawa berkah. Masa sih....?

Adalah zaenal Abidin, salah seorang tokoh pemuda lingkungan karang buaya, kelurahan pagutan Timur. Bisa jadi dia salah seorang yang tau benar bau tak sedap gunungan sampah. Namun Zaenal tak mau harus selalu menutup hidung. Lantas apa caranya ?

Bersama beberapa kawan pemuda di lingkungan itu, Zaenal membentuk kelompok pemuda sadar lingkungan. Mereka terdiri dari 20 pemuda yang sama dengan Zaenal, tak mau menutup hidung manakala melintas di tumpukan sampah.

Kelompok ini kemudian mengajak warga setempat utuk mengolah sampah rumah tanggamenjad sesuatu yang berguna. Yakni kompos. tentu saja usaha para pemuda ini tak begitu di sambutan warga. Agar usah mereka berhasil, kelompok yang terdiri dari tiga pengurus ini, menjemput sampah rimah tangga ke rumah warga.

Sampah kemudian di kumpulkan di satu tempat. Di lahan sekitar rumah Zaenal Abidin. Sampah berbagai jenis itu kemudian di pisahkan antara sampah organik dan non organik. Ada sanal bekas, pembungkus makanan dari plastik, botol kemasan air mineral, dan banyak lagi. Semua termasuk jenis sampah nonorganik. Sedangkan yang organik seperti sisa makanan, dan lain-lain, dikelompokkn kedalam asmpah organik.

Nah, sampah yang termasuk sampah organik inilah, kata zaenal Abidin yang kemudian di cacah dengan alat manual seperti parang. Setelah itu di campur dengan dextro dan diberi air secukupnya. Adonan itu kemudian ditutup rapat dan disimpan selama dua hari. Maka, simsalabim, jadilah pupuk.

Pada tahap pertama, kelompok ini sudah menghasilkan pupuk organik sekitar 1 ton yang kemudian dimanfaatkan warga sekitar.

Selain mengajak mengolah sampah. Kelompok ini juga melakukan kampanye sadar lingkungan. “Salah satu tugas kami adalah menyediakan kampanye kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik,” kata Zenal yang waktu ditemui koran kampung di temani Bustan halil dan Nurhasanah. Keduanya masing-masng sekretaris dan bendahara kelompok itu.

Kampanye itu rupanya cukup serius dikelola. Kelompok bahkan menyelenggarakan lokakarya mengubah sampah organik menjadi kompos. “Misi kami juga mendukung pembuatan kebun dapur dan obat-obatan, untuk kelompok wanita bagaimana menanam sayur menggunakan pupuk kompos produksi sendiri,” kata Zaenal.

Kegiatan lain kelompok ini, melakukan kampanye menanam pohon pelindung dlingkungan warga.

Aktivitas Zaenal Abidin dan kawan-kawannya itu, berbuah hasil. Mereka kini dihadiahi sebuah mesin pencacah sampah dan sejumlah uang pembinaan kelompok. Diberikan oleh Dinas Kebersihan Kota Mataram, Dinas Kesehatan Mataram, dan Unicef sebuah badan di perserikatan bangsa-bangsa (PBB).


0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers