Waktu berlalu penuh tipu daya, dihiasi angan-angan, usiapun tak pernah henti berjalan, hari-hari penuh tipu daya. Sesunguhnya kehidupan itu bagaikan pakaian yang suatu saat engkau lepaskan, karena setiap pakaian jika telah usang pasti akan engkau buang.
Syair diatas menggambarkan betapa hal yang paling pasti dari kehidupan ini adalah kematian. Lantas apakah yang kita persiapkan untuk menghadapinya ?. disinilah arti pentingnya kesadaran waktu sehingga kita tidak tertipu olehnya. Kita harus menghargai waktu yang kita miliki untuk fokus pada tujuan hakiki, yaitu hanya untuk menyembah Allah swt. Terlebih pada bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keistimewaan. Dan keistimewaan bulan Ramadhan hanya akan diperoleh jika kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan baik. Dan salah satu usaha kita untuk menghadapi Bulan Ramadlan adalah dengan banyak banyak mengucapkan istighfar.
Sebagaimana telah kita maklumi bersama bahwa manusia tidak ma’shum (terjaga) dari kesalahan dan dosa. Hal ini mengambil hukum tabiat manusia, yakni, tidak luput dari salah dan dosa.Juga dikarenakan musuh-musuh manusia yang banyak. Salah satunya yang paling nyata adalah nafsu yang tinggal di antara sisi-sisi jiwanya , yang selalu menghiasi dan mengajaknya kepada keburukan dan selalu menghalanginya dari jalan Allah. . Allah swt menegaskan :
“ Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang”. (Yusuf ayat : 53)
Dan musuh yang lain adalah setan. Ia adalah musuh utama yang mengganggu manusia dengan memberikan bahan-bahan yang menghancurkan. Di lain pihak dunia juga penuh dengan tipu daya dan kisi-kisi gemerlapnya yang membuat manusia lupa dan terlena akan tujuan asasinya. Namun, sungguh Allah Maha besar rahmat-Nya , meskipun manusia kerap melakukan kesalahan dan dosa, Ia akan selalu membuka pintu ampunan bagi hambanya, sebesar apapun dosa dan kesalahan yang telah diperbuat oleh hamba-Nya. Dan sesungguhnya orang yang terjaga dari dosa adalah orang yang dijaga oleh Allah.
Allah memerintahkan hamba-hambanya untuk bertobat dan beristighfar dalam banyak ayat di dalam Kitab Suci-Nya. Bahkan dia juga menamai dan menyifati dirinya dengan Al-Ghaffaar, Al Ghofuur dan Ghaafiru az-zanbi ( Maha Pengampun dosa). Dia memuji orang-orang yang beristighfar dan menjanjikan untuk mereka pahala yang agung. Dia meridloi orang yang beristighfar dengan benar, karena dia mengakui dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya, serta tunduk memohon kepada Tuhan, Sang Penciptanya.
Namun, tentunya harus diperhatikan, bahwa beristighfaar tidak cukup hanya dengan mengucap Astaghfirullaaha (aku memohon ampun kepada Allah). Selanjutnya pada kalimat ini tidak ada bekas di hati, sebagaimana tidak tampak dalam perbuatan anggota tubuh. Istighfar seperti ini, sejatinya adalah perbuatan oang-orang dusta. Fudhail bin ‘Iyad berkata : “istighfar tanpa memutuskan diri dari perbuatan dosa adalah taubatnya para pendusta”. Sementara ada orang sholeh berkata : “Istighfar kita membutuhkan istighfar lagi.”Makudnya, orang-orang yang beristighfar kepada Allah dan belum meninggalkan maksiat maka istighfarnya membutuhkan istighfar yang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita mengetahui hakikat istighfar kita agar kita tidak termasuk para pendusta, yang beristighfar dengan mulut, sementara mereka tetap berada dalam kemaksiatan. Berikut ini mari kita simak beberapa pandangan ulama tentang istighfar.
Rabi’ bin khaitsam mengatakan : “Bersimpuhlah kalian dihadapan Tuhan kalian dan berdoalah kepada-Nya pada saat keadaan lapang karena sungguh Allah telah mengatakan ; orang yang berdoa kepada-Ku di saat lapang maka aku akan mengabulkan doanya dalam keadaan susah. Orang yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya. Orang yang tawadlu’ di hadapan-Ku maka Aku akan mengangkatnya. Orang yang mengkhususkan dirinya untuk-Ku maka Aku akan merahmatinya . siapa yang beristighfar kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.”
Suatu ketika, Sahal ditanya perihal istighfar yang dapat menghapuskan dosa-dosa. Dia lantas menjawab, “ Permulaan istighfar adalah al-istijaabah (menjawab panggilan Allah), selanjutnya al-inabah (kembali kepada Allah), selanjutnya barulah at-taubah (bertaubat). Al-istijaabah adalah amalan yang dikerjakan oleh anggota tubuh, al-inabah adalah amalan hati, sedangkan at taubah amalan berupa menghadap sepenuhnya kepada Allah dengan meninggalkan makhluk.setelah itu barulah beristighfar kapada Allah atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
.Ali bin Abi Thalib berkata, “Sangatlah mengherankan kenapa ada orang yang celaka, padahal dia memiliki penyelamat”. Lalu seseorang bertanya kepadanya , “ apa penyelamat itu ?, Ali menjawab “istighfar”. Pada kesempatan lain Ali mengatakan , “ Allah tidak akan memberi ilham kepada seorang hamba untuk beristighfar jika Dia akan menyiksanya.”
Dari beberapa pandangan ulama yang telah disampaikan tadi dapat disimpulkan, bahwa istighfar hendaknya tidak saja dengan lisan namun harus dikuti dengan tindakan. Sebab istighfar yang hanya diucapkan lisan tanpa disertai dengan tindakan adalah istighfarnya para pembohong.
Istighfar yang dilakukan dengan cara yang benar memiliki buah yang sangat besar dan faedah yang luhur, diantaranya ;
1. Istighfar menghapus segala dosa dan kesalahan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Surat An-Nisa’ ayat 110 :
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2. Istighfar adalah kunci rizki. Istighfar merupakan sebab yang paling utama dan paling penting untuk mendatangkan rizki dan anugrah dari Allah, sebagaimana diterangkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya :”Orang yang memperbanyak istighfar ,maka Allah akan memberikan kemudahan dalam setiap kesusahannya, dan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka. (HR Ahmad). Hal ini juga ditegaskan oleh Allah dalam surat Nuh ayat 10-12, dimana Allah swt berfirman : “Maka aku katakan kepada mereka , “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu denngan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-aanakmu , dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” Sangat jelas tergambar dalam ayat ini limpahan karunia yang dianugrahkan oleh Allah bagi orang yang beristighfar. Bahkan istighfar juga bisa menyuburkan kandungan.
3. Istighfar membuka pintu sorga. Rasulullah bersabda :” Barangsiapa yang membaca Sayyidul istighfar pada permulaan siang hari dengan penuh keyakinan dan dia meninggal pada siang itu sebelum masuk waktu sore, maka dia termasuk ahli sorga.orang yang membacanya pada permulaan malam haridengan penuh keyakinan, dan dia meninggal pada malam itu sebelum masuk waktu subuh, maka dia termasuk ahli sorga. (HR Bukhori).
4. Istighfar dapat menolak siksaan sebelum ditimpakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat32 :”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka , sedang kamu berada diantara mereka.dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka , sedang mereka meminta ampun”.
5. Istighfar membersihkan hati. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah, dimana Beliau bersabda : “Sesungguhnya jika seorang mukmin berbuat dosa maka dalam hatinya akan terdapat noda hitam, jika dia bertaubat, mencabut kembali apa yang telah dilakukannya dan memohon ampunan maka hatinya akn berkilat. Jika dia menambah dosa maka hatinya menjadi tertutup”.
6. Istighfar meninggikan derajat. Sebagaimana istighfar memberikan manfaat bagi manusia di dunia , ia juga menjadi salah satu sebab diangkatnya derajat manusia di surga. Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu lantas bertanya , Wahai Tuhanku, bagaimanakah aku mendapatkan semua ini ? Allah menjawab, “ disebabkan bacaan istighfar yang dilakukan oleh anakmu untukmu.” (HR Ahmad). Hadits ini juga sekaligus sebagai dalil bahwa anak yang sholeh dapat memberikan manfaat kepada kedua orangtuanya di duni an diakhirat.
Demikianlah diantara anugrah yang dilimpahkan kepada Allah kepada orang yang gemar beristighfar. Semoga kita termasuk orang-orang yang apabila berbuat baik memohon kebahagiaan surga di akhirat, dan jika berbuat maksiat, segera beristighfar memohon ampunan Allah. Sehingga kitapun memperoleh anugrah yang melimpah dari Allah swt. dan kitapun tidak termasuk orang-orang yang tertipu waktu.