Jumat, 02 April 2010

IKHLASH JALAN KEBAHAGIAAN


Ikhlash dalam arti bahwa kita bekerja apa pun hanya dengan niat untuk meraih ridha Allah semata. Karena hanya dari ikhlash inilah kebahagiaan abadi akan kita raih. Segala bentuk amal,   sekalipun besar  nilainya di mata mansuia, tidak ada artinya di mata Allah bila tidak dibarengi dengan keihklasan. Namun sekecil apapun perbuatan kita, di mata mansuia, bila dibarengi dengan niatan ikhlash, ia sangat besar nilainya di mata Allah, dan akan menjadi mercusuar bagi kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat.

Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti.  karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah,   Semua pekerjaan tersebut akan menjadi berarti dan bermakna, hanya jika dilakukan dengan penuh ikhlas. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.

Begitu pentingnya arti keikhlasan dalam kehidupan kita, sehingga Allah swt berulang kali menegaskan agar kita senantiasa mengerjakan semua perbuatan kita dengan penuh keikhlasan.

  Dalam Surat Al An’am ayat 162 Allah berfirman :

"Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah , Tuhan semesta alam ".

Pada  Surat Al Kahfi ayat 110 Allah swt    bahwa amal saleh itu bukan yang di mata orang banyak nampak baik, melainkan yang yang dikerjakan semata untuk Allah :

   "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seseorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya ".

Dalam Surat Al Bayyinah ayat 5 Allah mengaskan bahwa umat-umat terdahulu (para ahlulkitab) juga diajarkan untuk berbuat ikhlash dalam buku-buku mereka, karena keikhlasan inilah inti dari agama yang benar :

"Padahal mereka (ahlulkitab) tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlashkan ketaatan kepadaNya, dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat, dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus".

Kepada Rasulullah SAW, dalam Surat Az Zumar Allah menegaskan :

" Sesunguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an kepadamu (Muhammad), kitab (Al-Qur'an), dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan mengikhlashkan keta'atan kepadaNya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih dari (syirk dan riya') " alkhalish ".  

            Begitu pula dengan baginda Rasulullah saw, banyak sekali hadis-hadisnya yang menggambarkan makna keikhlasan ini.  Sebuah hadits yang sangat masyhur, diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim : dari Umar Bing Khattab, Rasulullah bersabda

"Bahwa segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwa bagi tiap-tiap orang adalah apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrah dengan niat menuju ridha Allah, dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia (harta atau kenegahan duni), atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu akan kearah yang ditujunya".

Oleh para ulama dalam buku-buku hadits yang mereka susun, hadits ini selalu diletakkan pada bab pertama "Bab Niat". Dengan maksud untuk mengingatkan diri mereka, bahwa segala perbuatan yang mereka lakukan harus tidak keluar dari rel keikhlashan ini.

Imam Muslim dan Imam Ibn majah, meriwayatakan hadits Rasulullah yang berbunyi : "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada penampilan dan harta kamu sekalian, melainkan melihat kepada hati dan perbuatan kalian".

Dalam hadits yang lain Imam Muslim meriwayatkan : bahwa yang pertama kali kelak di hari kiamat akan dihakimi adalah : Pertama, seorang yang mati di jalan perang. Ketika ditanya ia menjawab bahwa ia berperang sampai mati syahid. Dikatakan kepadanya: "Kamu bohong. Kamu berperang dengan niat supaya kamu dikatakan pemberani. Dan orang-orang sudah menyebut itu". Kemudian diperintahkan supaya ia dimasukkan kedalam api neraka. Kedua, Seorang yang mencari ilmu agama dan mengajarkannya, ia mengajarkan Al-Qur'an. Ketika ditanya, ia menjawab bahwa saya mecari ilmu dan mengajarkannya, saya juga mengajarkan Al-Qur'an. Lalu dikatakan kepadanya : "Kamu bohong. Kamu belajar mencari ilmu dengan niat supaya kamu dikatakan alim, dan orang-orang sudah mengatakan itu". Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dimasukkan ke dalam neraka. Ketiga, seorang yang dikaruniai limpahan harta kekayaan. Ketika ditanya, kemana harta itu dipergunakan, ia menjawab bahwa ia telah menginfakkannya ke jalan-jalan kebaikan. Lalu dikatakan kepadanya: "Kamu bohong, kamu lakukan itu dengan niat supaya dikatakan kamu dermawan dan orang-orang sudah mengatakan itu". Lalu diperintahkan supaya orang tersebut diseret ke dalam api neraka.

Bagaimana pentingnya keikhlasan sebagai ruh dari sekecil apa pun perbuatan kita, dan ikhlash merupakan kunci menuju kebahagaiaan kita. Berapa banyak perbuatan yang menelan keringat dan darah, tapi kemudian sia-sia karena tidak dibarengi keikhlshan yang jujur. Karenanya, mari kita selalu hati-hati dalam mengarahkan niat yang bergelora dalam hati kita. Jangan takut bila perbuatan kita tidak diketahui orang atau tidak dipuji orang. Karena pujian orang banyak tidak ada artinya bila Allah menolaknya. Tapi takutlah bila perbutan kita ditolak oleh Allah karena tidak adanya keikhlasan di dalamya.

Renungkan hadits Rasulullah berikut ini : "Seandainya seseorang di antara kalian melakukan suatu kebaikan di tengah padang sahara yang sangat sepi, dalam ruangan tertutup tanpa pintu, amal itu suatu saat pasti akan ketahuan juga ".

 

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Followers