Sabtu, 20 Maret 2010

BANYAK SISWA YANG TAK KENAL MUSEUM


Museum merupakan salah satu tempat yang kaya ilmu pengetahuan. Mulai dari koleksi pra sejarah sampai koleksi sejarah local dapat ditemukan di Museum. Benda-benda bersejarah yang ada di museum banyak berkaitan dengan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang guru IPS di SMPN 7 Mataram bapak Agus Winarto, S.Pd. “Pada pelajaran IPS kelas 7 semester pertama banyak sekali materi-materi yang berkaitan dengan koleksi –koleksi yang terdapat di museum. Misalnya gejala-gejala alam, jenis-jenis tanah dan batuan serta peninggalan pra sejarah”, ungkapnya.

Berdasarkan informasi dari staf pegawai di Museum NTB, jumlah pengunjung setiap bulannya mencapai 250 sampai 300 orang pengunjung baik umum maupun pelajar. Siswa-siswa yang berada di kawasan kota Mataram, tentunya memiliki jadwal rutin untuk kunjungan ke museum. Tak hanya itu, setiap even atau pameran yang diadakan museum, akan disebarkan ke sekolah-sekolah sebagai informasi kepada sekolah agar memberikan tugas kepada siswa untuk kunjungan ke museum.

Apakah siswa-siswa yag bersekolah di Pagutan pernah berkunjung ke Museum? Saat tim Koran kampong menanyakan hal tersebut kepada beberapa siswa SD di kawasan Pagutan, banyak di antara mereka yang tidak mengetahui tentang museum. “Museum…., gak tau”, jawab Firda dengan polosnya. Tapi ada juga yang mengetahui Museum namun tak pernah berkunjung ke sana. “Museum itu kan tempat menyimpan benda sejarah”, celetuk Maulia dengan semangat. Firda, Maulia dan teman-teman mereka lainnya yang kini duduk di kelas IV SD ternyata tak pernah berkunjung ke museum. Satu hal lagi yang dapat kita cermati di sini bahwa sekolah belum memanfaatkan keberadaan museum sebagai media dan sumber belajar bagi siswa.

Saat dikonfirmasi kepada pihak museum tentang kurangnya perhatian guru kepada museum dalam mengenalkan sejarah, menurut pihak museum hal itu tidak benar. Ibu Dra. Syaraswati menjelaskan, “Bukan guru tidak perhatian, tetapi kendalanya adalah pihak sekolah tidak mungkin mengambil jam pelajaran untuk kunjungan ke museum. Akhirnya mereka berkunjung jam 2 siang, sementara museum sudah tutup”, ungkapnya saat di temui di Museum Rabu pecan lalu. “Kemungkinan mulai sekarang kami akan menambah jam buka (sampai sore)”, tambahnya.

Namun, bagi Agus Winarto, S.Pd kunjungan ke museum pada jam belajar bukanlah perkara yang terlalu pelik, terlebih lagi karena alasan transportasi siswa. “Jam pelajaran IPS adalah 5 jam/minggu. Ada yang 2 jam pelajaran dan 3 jam pelajaran. Pada saat 3 jam pelajaran, sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mengajak siswa berkunjung ke museum meski dengan bersepeda”, ungkap bapak yang akrab dipanggil Pak Agus. Saat tim Koran kampong bertanya kepada siswa SMP 7 Mataram, sebagian besar di antara mereka tahu museum namun tak pernah berkunjung ke sana. “Museum tahu sih, tapi gak pernah ke sana. Kalau ada tugas dari sekolah, kenapa tidak”, ungkap Taufik siswa kelas 7 yang ditemui saat selesai bimbel di SMP 7 Mataram. Pak Agus juga membenarkan perihal tersebut. “Memang saya belum memprogramkan untuk berkunjung ke museum. Tapi, insya Allah dalam waktun dekat akan saya programkan”, tambahnya.

Mengenai materi-materi dalam mata pelajaran sejarah di sekolah, lebih banyak mengungkap tentang sejarah nasional Indonesia. Sehingga siswa tak banyak yang mengenal budaya sendiri. Namun, Pak Agus ternyata punya trik sendiri mengenalkan budaya Lombok kepada siswanya. “Saat membahas peninggalan pra sejarah, guru mencoba mengkaitkannya dengan budaya Lombok sendiri. Misalnya tentang kubur batu yang ternyata juga ditemukan di pulau Sumbawa. Jadi selain mengenalkan peninggalan pra sejarah, kita juga harus mengenalkan peninggalan pra sejarah di wilayah kita sendiri”, ceritanya panjang lebar.


0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Followers