Jumat, 12 Maret 2010

RENUNGAN


NIKMAT DIUTUSNYA NABI MUHAMMAD SAW

Saat ini kita berada pada bulan Rabiul Awwal, bulan yang senantiasa disambut kedatangannya dengan penuh rasa sukur. Bersukur karena pada bulan inilah baginda Rasulullah Saw dilahirkan. Dan memang kelahiran Nabi Muhammad adalah merupakan nikmat yang sangat agung. Terutama karena beliau kemudian diangkat menjadi Rasul pilihan, dimana beliau diutus untuk menyeru manusia kepada jalan yang haq, dan membebaskan mereka dari belenggu kegelapan menuju cahaya kebenaran.

Dan sebagaimana kita ketahui bersama, sesuai dengan apa yang digambarkan dalam sejarah, bahwa kondisi umat sebelum diutusnya Rasulullah Saw, berada pada titik kehancuran. Aqidah mereka rusak, penuh pengahambaan kepada berhala-berhala , akhlaq mereka bejat, ekonominya melarat dan poitiknyapun sekarat. Hati dan pikiran mereka buta kepada kebenaran. Anak-anak perempuan mereka dibunuh, mereka gemar berperang dan membunuh, meminum minuman keras, berjudi dan melakukan berbagai macam tindak kejahatan di semua lini kehidupan.

Di tengah kondisi seperti inilah, diutusnya Rasul merupaka nikmat yang luar biasa. Allah Swt berfirman didalam Al-Quran surat Ali Imron : 164 :

”Sungguh Allah memberikan nikmat atas orang-orang yang beriman, ketika Dia mengutus kepada mereka seorang Rasul dari mereka, agar Rasul membacakan ayat-ayat Kami, dan menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Al Quran dan Al Hikmah, karena mereka dahulu sungguh berada dalam kesesatan yang nyata.”

Dengan risalahnya, umat manusia kemudian terentas dari kerendahan moral jahiliyah, menuju cahaya akhlak Islam yang mulia. Akhlak mereka menjadi luhur, perangai merekapun menjadi lembut. Mereka menjadi manusia yang paling dalam ilmu dan pemahaman agamanya, paling baik hatinya, paling sedikit bebannya, paling fasih lisannya dan paling kuat hujjah-nya.

Darah dan kehormatan mereka menjadi sangat terjaga. Mereka menjadi orang yang paling sabar dalam derita dan cobaan, mereka adalah generasi yang paling ikhlas dalam berbuat, paling ridho dengan ketentuan Allah dan paling bisa bersyukur dengan nikmat yang ada. Derajat keimanannya tidak mampu tertandingi oleh generasi sesudahnya.

Rasulullah berabda : ” Seandainya mereka berinfak hanya dua telapak tangan berupa gandum, niscaya tidak akan mampu kalian tandingi, meskipun kalian berinfak dengan dua gunung Uhud berupa emas.”

Nikmat terbesar yang dikaruniakan Allah Swt kepada orang yang beriman, disamping kenikmatan lahir dan batin, adalah diutusnya Rasulullah Saw ke muka bumi untuk menjadi teladan yang nyata bagi umat manusia dalam praktik menjalani kehidupan di muka bumi ini. Dan Rasulullah Saw adalah sebaik-baik teladan untuk diikuti, dalam beragama, dalam beraqidah, berdakwah, berakhlaq bahkan beliau adalah sebaik-baik teladan di dalam bermuamalah.

Betapa besar anugrah Allah yang dilimpahkan kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana diisyaratkan pada ayat di atas. Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin kapan dan dimanapun mereka berada, yaitu ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, manusia yang mereka kenal kejujuran dan amanahnya, kecerdasan dan kemuliaannya sebelum kenabian. Seorang Rasul yang terus menerus membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, baik yang diturunkan dalam bentuk wahyu, maupun dalam bentuk ciptaan-Nya yang terdapat di alam raya ini.

Setelah membacakan ayat-ayat Allah kemudian Rasulullah Swa melanjutkan bimbingannya menuju tahapan berikutnya yaitu Tazkiatun nafs, yaitu tahap mensucikan jiwa mereka dari berbagai macam kekotoran, kemunafikan dan penyakit-penyakit jiwa yang lainnya. Ada beberapa macam tazkiyah (penyucian jiwa) yang diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada kita, diantaranya :

Pertama, Tazkiyah dari syirik kepada tauhid, dimana Rasulullah sebagaimana nabi-nabi sebelumnya menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan tdak menyekutukan Allah dengan apapun dan siapapun.

Kedua, tazkiyah dari riya’ kepada ikhlas. Rasulullah Saw bersabda :

sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian (wahai sahabat) adalah syrik kecil, yaitu riya’.” (HR Ahmad).

Ketiga, tazkiyah dari dusta kepada kejujuran. Dusta adalah pangkal segala kejahatan, sedangkan jujur adalah pangkal segala kebaikan. Sifat jujur ini telah dicontohkan oleh Rasulullah sehingga beliau dikenal sebagai As-Shiddiiq dan Al-Amin. Bahkan disaat hijrah ke Madinah pun Rasulullah masih dipercayai oleh orang Quraisy untuk menitipkan barang-barang mereka. Rasulullah Saw bersabda :”Jujur itu mengantar kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar kepada surga. Tiada seseorang selalu jujur kecuali pasti ia dicatat sebagai orang yang jujur. Dan dusta itu mengantar kepada keburukan, dan keburukan mengantar kepada neraka. Tiada seseorang selalu berdusta kecuali pasti ia dicatat sebagai pendusta.”

Keempat, tazkiyah dari khianat kepada amanah. Orang yang tidak amanah itu merusak. Sehingga orang yang tidak amanah dan suka berkhianat digambarkan sebagai seburuk-buruk perbuatan.

Kelima, tazkiyah dari takabbur kepada tawadhu’. Orang yang takabbur alias sombong seringkali menolak kebenaran dan melecehkan manusia. Rasulullah bersabda: al kibri bathorul haq wa ghamtun-naas ( kesombongan adalah menolak kebenaran dan melecehkan manusia). Rasulullah membimbing manusia agar selalu bersikaf tawaadlu’ atau rendah hati.

Keenam, tazkiyah dari tahaajur ke taraahum, yaitu membersihkan jiwa dari sikap saling bermusuhan menuju sikap saling sayang. Dalam beberapa haditsnya Rasulullah menyebutkan bahwa haram bagi seorang muslim untuk bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, bahkan lebih lanjut beliau menyatakan tidak akan masuk sorga orang yang memutus tali silaturrahim. Dan sebaliknya beliau banyak menganjurkan untuk saling menyambung tali silaturrahim.

Ketujuh, tazkiyah dari akhlak yang buruk kepada akhlak yang baik. Akhlaq yang mulia adalah sebaik baik bekal untuk menuju ke surga. Sebagaiamana disabdakan oleh Rasulullah Saw ,” Sesungguhnya yang paling banyak memasukkan orang ke dalam sorga adalah aklaq yang baik...(HR Ahmad). Bahkan Rasulullah menandaskan bahwa beliau sesunggunya diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia.

Inilah beberapa macam tazkiyah yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Dan setelah mengajarkan kita untuk mensucikan diri dari beberapa penyakit sebagaimana disebutkan diatas, Rasulullah kemudian melanjutkan bimbingannya kepada manusia dengan mengajarkan kepada mereka kandungan Al-Kitab yakni Al-Quran atau tulis baca dan Al-Hikmah yakni As-Sunnah atau kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal-hal yang mendatangkan manfaat serta menapik hal-hal yang mendatangkan mudlarat.

Demikianlah anugrah dan nikmat yan dilimpahkan oleh Allah kepada manusia amatlah besar dan agung, dengan diutusnya Rasulullah Saw kepada mereka. Sehingga dalam waktu yang relatif singkat umat Islam kemudian menjelma menjadi kekuatan yang sangat dahsyat, sehingga kaum muslimin menguasai hampir sepertiga bagian dunia. Negara super power Persia dan Romawi ketika itu pun tumbang, karena Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah agama yang mengangkat harkat dan martabat umatnya ke puncak kemenangan dan kejayaan. Maka, merupakan sesuatu yang wajar jika sekarang kita kemudian merayakan hari kelahirannya, sebagai media untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah Saw dan menumbuhkan kesadaran kita untuk meniru prilaku Rasulullah Saw yang agung, sekaligus untuk meninggikan syiar agama kita , yaitu agama Islam yang kita cintai. Mudah-mudahan kita bisa meneladani Rasulullah dalam ucapan dan perbuatan, baik perbuatan lahir maupun batin, hingga kelak kita bisa berkumpul dengannya .

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Followers