Sabtu, 20 Maret 2010

RENUNGAN

TAQWA DALAM MENJALANI HIDUP

Jika kita memandang hidup ini merupakan amanat Allah yang harus dipelihara keselamatan dan kesuciannya, maka tidak jalan lain harus memelihara kehidupan ini sesuai dengan perintah sang Pemberi Amanat. Itulah makna luas dari wasiat Allah yang wajib disampaikan pada setiap mimbar Jum’at : “Ittaqullaha haqqatu qaatih walaa tamuutu illa waantum muslimun – Bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah engkau mati kecuali dalam keadaan Islam”

Wasiat ini hendaknya kita jabarkan maknanya secara lebih luas dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan yang bermakna secara hakiki adalah kehidupan yang membawa kesejahteraan dan keselamatan (senantiasa dalam keadaan Islam hingga maut menjemput kita) , dan kehidupan yang demikian hanya bisa dibangun dengan pilar taqwa.

Taqwa dalam kehidupan adalah sikap khusuq dan tawadduq dalam menjalani amanat Allah sehingga selamat kita persembahkan kembali kepada pemiliknya. Seseorang yang menjadikan taqwa sebagai sikap hidup akan memandang seluruh kehidupan sebagai ibadah dan ini berarti harus dijalani dengan khusuq dan tawadduq. Firman Allah dalam surat Hud ayat 56 :

“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Rabb ku dan Rabb mu. Dimana tak ada satu binatang melatapun melainkan dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Rabb di atas jalan yang lurus”

Jika kita telah menyadari bahwa sebagai seorang hamba yang ubun-ubunnya didikuasai oleh Allah, maka hendaknya disikapi dengan keihlasan menerima segala tiba, karena berdasarkan ayat tadi apapun yang ditakdirkan Allah kepada hambanya adalah merupakan jalan lurus. Balasan yang adil atas apa yang diperbuat hambaNya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw “KeputusanMu berjalan untukku dan kadaqMu adil buatku”

Khusuq dalam kehidupan adalah sikap menjalani hidup dengan bersungguh-sungguh. Sebagaimana kita melaksanakan ibadah-ibadah khusus, ibadah memelihara amanat kehidupan ini juga harus dijalani dengan kaifiat sebagaimana yang telah digariskan dalam agama. Menjalani kehidupan juga harus diawali dengan niat yang benar, yang kita senantiasa ikrarkan dalam shalat : “inna shalati, wanusuki, wamahyaya, wamamati lillahi rabbil alamin – sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku lillahi rabbil alamin”. Niat itu selanjutnya diikuti dengan gerakan-gerakan dan usaha-usaha yang disandarkan pada kekuasaanNya – tawakkal alallah dan percaya atas jaminanNya. Berjalan, mengais rizki, menuntut ilmu, berkeluarga dan memelihara anak isteri senantiasa merasa tenang dengan tanggungan dan kecukupan dariNya.

Sabda Rasulullah Saw :

“Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah ia bertahmid kepada Allah (Alhamdulillah), barangsiapa yang diperlambat rizkinya ia beristigfar kepada Allah, barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah maka hendaklah mengucapkan La Haula wala quwwata illa billahilaliyyil azim” (H.R. Baihaqi)

Takwa dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan dengan kesungguhan bekerja memakmurkan kehidupan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat kehidupan dan nikmat hidayah Islam. Bekerja dalam Islam hukumnya wajib yang secara jelas diperintahkan dalam Al- Qur’an dalam surat At-Taubah 105 :

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-taubah 105)

Bekerja sebagai perintah Allah berarti merupakan ibadah yang harus dilaksanakan dengan kaifiat atau tatacara yang diatur secara syar’i dalam muamalah. Disamping itu, bekerja dalam bidang tugas dan kemampuan apapun harus dilaksanakan dengan sikap taqwa pula. Sebagai pelajar dan mahasiswa belajar bersungguh-sungguh, menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berhubungan dengan tugasnya sebagai pelajar adalah sikap taqwa seorang pelajar. Bekerja sungguh-sungguh, memelihara disiplin, tidak menyalahgunakan kewenangan, tidak korupsi, dll merupakan sikap taqwa bagi para pegawai. Singkatnya sebagai apapun kita, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadi jalan mencari rizki yang berkah harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, mengikuti aturan dan prosedur standar, menghargai waktu dan disiplin. Lebih dari itu, semuanya harus dilandasi dengan niat melaksanakan tugas karena Allah, karena semua kewajiban datang dari Allah. Niat yang ikhlas yang melandasi pekerjaan akan mengawal perbuatan kita agar tetap dilandasi oleh syariat Islam dan sikap tawakkal menerima ridha Allah sebagai hasil pekerjaan akan membawa kepada keberhasilan yang sesungguhnya. Demikianlah sikap tawadduq dalam bekerja.

Jika kita telah melaksanakan tugas bekerja sebagai khalifah di bumi, maka insya Allah kita akan mendapatkan apa yang paling dirindukan oleh setiap mukmin yaitu menjumpai Allah melalui karunia dan berkahNya, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al Insyiqaak ayat 6 :

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya . Al-Insyiqaaq 6

Tawadduq dalam kehidupan adalah senantiasa memandang Pemberi amanat hidup dengan rendah hati, penuh hormat dan kekaguman, sementara diri kita sendiri harus menyadari kehinaan dan kekerdilan kita. Sikap ini juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari dalam pergaulan sesama manusia. Memandang orang lain yang beriman dengan sikap rendah hati yang tulus. Tidak basa basi atau hanya pemanis muka.

Sikap khusu’dan tawadduq dalam kehidupan berarti kita tidak pernah lalai terhadap kewajiban lahir dan batin, selalu ihlas ingat dan terus mengawal niat hanya untuk Allah dalam segala hal. Membentengi diri dari segala sesuatu yang dilarang Allah dan RasulNya, baik dalam bentuk ma’siat lahir maupun batin. Bersandar hanya kepada Allah, menyerahkan urusan hanya kepadaNya, mencintai dan mengharapkan cinta serta ridhanya dan menyadari ketidak berdayaan diri sebagai makhlukNya. Keihlasan menjalani hidup sebagai ibadah merupakan sikap yang harus dilandasi dengan sikap ihlas dan sabar sehingga apa yang kita lakukan tidak hampa dan senantiasa mendapat berkah. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Azzumar ayat 10 – 11 :

Katakanlah : Hai hamba-hamba Allah yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat kebaikan akan memperoleh kebaikan di dunia ini. Dan bumi Allah itu luas. Ganjaran orang-orang sabar itu tiada terbatas. Katakanlah : Aku disuruh menyembah Allah dan beragama dengan tulus ihlas.

Sikap hidup yang demikian, hendaknya kita terapkan dalam membangun cita-cita kehidupan yang ilahiyah dengan penuh semangat ( mengerahkan segala kemampuan untuk meraih cita-cita dalam CintaNya), kesungguhan (menyatukan seluruh kekuatan lahir batin) sabar (tetap dalam semangat dan kesungguhan walau apaun yang menimpa adalah ridha Allah) kemauan tinggi ( tidak merasa puas jika belum sampai meleburkan kehendak pribagi dan cita-citanya diserahkan kepada yang Maha Berkehendak). Selanjutnya, Maasyiral Muslimin Rahimakumullah. Sempurnakanlah keempat pokok tadi dengan senantiasa membaca Al-qur’an dan memahami maknanya, senantiasa berzikir kepada Allah dengan hati yang hadir, bangkit menghadapNya di tengah kegelapan malam dan bersahabat dengan orang-orang yang dapat menunjukkan jalan kepada Allah.

Semoga kita senantiasa diberi petunjuk dan kekuatan untuk membangun kebahagiaan dan ketentraman hidup secara hakiki dengan menjalani kehidupan yang khusuq dan tawadduq.

0 komentar:

Posting Komentar

Komunitas Blog Kampung Media

http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Followers