Tabuhan gong dari sanggar seni tabuh gong milik pak gede tista terdengar bersahutan dari kejahuan. Sanggar yang berada di Banjar Intaran ini tak hentinya terdengar. Inilah salah satu potensi yang dapat menarik wisatawan datang ke pagutan.
Banyaknya kesenian yang dimiliki oleh umat hindu merupakan potensi wisata yang bisa dikembangkan. Kesenian ini diantaranya tari-tarian, tabuhan gong, ogoh-ogoh dan masih banyak lagi. Perayaan kesenian umat hindu diadakan ketika ada upacara-upacara adat yang dilakukan yang dalam setahun minimal 4 perayaan yang diselenggarakan. Yang paling menarik perhatian adalah adanya ogoh-ogoh pada perayaan nyepi yang diadakan setahun sekali.
Pembuatan ogoh ogoh atau patung raksasa merupakan kegiatan rutin tahunan masyarakat bali yang ada dipagutan. Sebulan sebelum pelaksanaan Nyepi, masyarakat dari seluruh dusun yang ada di pagutan membuat ogoh ogoh dimasing-masing dusunnya. Sehari sebelum pelaksanaan Nyepi, ogoh ogoh akan diarak keliling kampung atau
Selain ogoh-ogoh, adalagi kesenian lain yang dimiliki yaitu tabuh gong yang dimainkan oleh sekelompok pemuda pada acara-acara tertentu. Menurut penuturan I Gede Tista setiap upacara adat yang dilakukan yang tidak boleh ketinggalan adalalah tabuh gong. Tabuh gong ini harus ada setiap diadakan pagelaran seni.
Dalam melaksanakan atau melakukan upacara keagamaan, acara kesenian di koordiniir oleh suatu organisasi dan organisasi inilah yang akan melakukan dan mengatur segala keperluan seni yang akan dipentaskan sesuai dengan permintaan yang membuat perayaan adat.
Dari keterangan pak Wayan diketahui kesenian umat hindu diadakan ketika ada upacara-upacaya adat yang dilakukan seperti odalan dan perayaan-perayaan adat lainnya yang bertempat di pura. Seni yang biasanya yang ada adalah seni tari yang diiringi oleh tabuhan gong yang dimainkan sekitar 24 orang. Yang terlibat dalam seni ini sebagian besar di datangkan dari sanggar yang sengaja disewa untuk mengiringi acara yang terjadi.
Adalah Sanggar seni Tabuh Gong Kebyar Pegongan merupakan salah satu sanggar yang ada di Pagutan. Sanggar inilah yang selama ini mengorganisir para pemuda untuk ikut serta dalam perayaan-perayaan yang diadakan oleh warga bali diantaranya pagelaran tabuh gong diiringi dengan tarian – tarian, wayang dan drama.
Sanggar ini berdiri pada pertengahan tahun 2008 yang dikelola sendiri oleh I Gede Tista yang bertempat di dusun Banjar Intaran. Beliau telah 25 tahun menekuni kesenian tabuh gong ini. Jenis kegiatan yang dilakukan disanggar ini adalah tabuh gong, tari-tarian seperti tari kasmaran, tari topeng side karya, tari lepas dan banyak tari-tarian yang laen, selain itu juga ada seni drama dan seni wayang yang dimainkan disanggar ini.
Menurut penuturan Pak Gede Tista tidak semua warga bisa menyelenggarakan kesenian seperti tari-tarian dan tabuh gong, tergantung dari mampu atau tidaknya warga yang menyelenggarakan. Kalau yang banyak uanga, tabuh gong ataupun kesenian lain bisa diselenggarakan setiap mengadakan upacara adat, tetapi bagi yang tidak punya uang, dengan hanya sembahyang dipura, upacara adat sudah bisa dilakukan.
Sanggar tabuh gong ini terdiri dari 30 orang penabuh yang tidak hanya berasal dari Banjar intaran tetapi berasal dari perwakilan masing-masing lingkungan hindu yang ada di pagutan. Sanggar ini tidak hanya di gunakan oleh warga hindu di sekitar pagutan, tetapi sudah di gunakan di beberapa tempat bahkan sampai kelombok timur.
Dalam sekali penyelenggaraan biasanya pak Gede tista menaruh tarif 2 juta rupiah untuk sekali perayaan yaitu pagi sampai sore. Peralatan seni yang biasa di gunakan adalah seperangkat gong yaitu yang terdiri dari 25 macam diantaranya gong besar, terpompong, kendang dan masih banyak lagi.
Kenyataan yang ada, banyaknya seni yang ada terutama kesenian warga hindu yang ada di Pagutan bisa di kembangkan sebagai potensi wisata yang ada untuk menarik wasatawan datang ke Pagutan.(Novita)
0 komentar:
Posting Komentar